1. MAKASSAR
  2. KABAR MAKASSAR

Siswa di Makassar diwajibkan baca buku serentak sebelum jam pelajaran

Wali kota Danny menyinggung ajaran Islam, di mana membaca jadi perintah pertama untuk dijalankan

©2016 Merdeka.com Editor : Aan Pranata | Jum'at, 16 September 2016 15:38

Merdeka.com, Makassar - Wali Kota Makassar Danny Pomanto meluncurkan program anyar Pemerintah Kota, Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 17 Makassar, Jumat (16/9). Gerakan ini diharapkan bisa membantu menanamkan kebiasaan membaca di kalangan pelajar.

Gerakan Literasi Sekolah diterapkan Pemkot Makassar sebagai terusan gerakan yang sama di tingkat nasional. Lewat gerakan ini, para pelajar diwajibkan menjalani kegiatan rutin di bidang literasi. Di antaranya dengan wajib membaca selama lima belas menit setiap hari, sebelum jam pelajaran dimulai di sekolah. Kegiatan ini dilakukan serentak oleh para pelajar.

“Setiap siswa diwajibkan membaca. Senin dan selasa membaca buku agama, Rabu dan Kamis membaca buku umum, kemudian Jumat membaca Al Qur'an,” kata wali kota Danny di Makassar, Jumat (16/9).

Di Makassar, Gerakan Literasi Sekolah diawali di tiga sekolah, yakni SMA Negeri 17, SMA Islam Atirah, dan SMA Negeri 5. Adapun sekolah lain di Sulawesi Selatan yang turut jadi percontohan adalah SMA Negeri Tinggi Moncong, kabupaten Gowa.

Danny optimistis Gerakan Literasi Sekolah dapat memperkuat pendidikan. Menurutnya literasi sangat penting bagi pelajar, sebagai referensi dalam membuka dan mengembangkan wawasan berpikir. Dalam ajaran Islam, membaca adalah perintah pertama yang diturunkan Allah SWT kepada umat melalui Rasul Muhammad SAW.

“Itu menandakan membaca sangat penting,” kata Danny. “Membaca sangat penting untuk memperkaya khasanah intelektual pelajar,” ujarnya.

Danny berharap gerakan ini dimanfaatkan dengan baik oleh para pelajar. Tidak hanya dijadikan sebagai rutinitas tak berarti. Dia berpesan kepada para pelajar untuk memperbanyak referensi dari beragam bacaan, dan mendiskusikannya dengan orang-orang terdekat untuk mendapatkan penyeimbang sudut pandang berbeda.

“Anak-anak harus rajin membaca. Tanpa membaca masa depan akan sulit diraih, cita-cita akan sulit dicapai,” Danny melanjutkan.

(AP)
  1. Pendidikan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA