1. MAKASSAR
  2. KOMUNITAS

Mapala se-Indonesia diajak jelajahi empat kabupaten di Sulsel

Temu Wicara Kenal Medan dibuka di Makassar, 17 Oktober mendatang

©2016 Merdeka.com Editor : Aan Pranata | Sabtu, 15 Oktober 2016 13:21

Merdeka.com, Makassar - Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) dari berbagai daerah di Indonesia bakal berkumpul di Sulawesi Selatan, pada hajatan Temu Wicara dan Kenal Medan (TWKM) ke-28. Mereka bakal mengikuti sejumlah program kegiatan selama sepekan, 17-23 Oktober 2016.

Mapala Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar selaku tuan rumah mempersiapkan empat kabupaten di Sulsel sebagai lokasi ajang silaturahmi tahunan tersebut. Antara lain Bantaeng, Maros, Enrekang, dan Luwu Utara.

Ketua Umum Mapala UMI Anriadi menjelaskan, kegiatan TWKM terbagi dalam dua agenda utama. Agenda pertama berupa forum Temu Wicara, di mana para peserta  akan bertemu dalam suatu forum untuk membahas persoalan seputar lingkungan, alam, dan organisasi.

Adapun kegiatan selanjutnya berupa Kenal Medan, yakni pengenalan lingkungan alam sekitar yang bersifat outdoor. “Kegiatan ini berupa pemanjatan tebing dan susur gua di wilayah Bantimurung kabupaten Maros, arung jeram di Sungai Rongkong Luwu Utara, serta pendakian gunung dan hutan Latimojong di Enrekang.


Upacara pembukaan, menurut agenda, digelar di kampus UMI jalan Urip Sumoharjo, Senin (17/10). Setelah itu kontingen dari tiap-tiap kampus akan membagi anggotanya untuk mengikuti setiap agenda secara terpisah.

“Setelah pembukaan barulah peserta TWKM menuju ke Bantaeng, Maros, Luwu Utara, dan Enrekang,” kata Anriadi.

Awal pekan ini, panitia TWKM ke-28 berkunjung ke kediaman Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah. Pada kesempatan itu panitia menjelaskan rencana dan tujuan kegiatan. Sebaliknya, Nurdin memberikan respon positif.

“Tentu kami siap mendukung kegiatan TWKM ini. Kami siap memfasilitasi kebutuhan adik-adik selama kegiatan berlangsung,” kata Nurdin.

Lebih lanjut, Anriadi menjelaskan alasan pemilihan Bantaeng sebagai salah satu lokasi penyelenggaraan TWKM ke-28.  Beberapa tahun belakangan, daerah di pesisir selatan Sulawesi ini menjelma sebagai kekuatan baru, baik sebagai tujuan investasi kelas dunia maupun wisata. Padahal sebelumnya, Bantaeng, oleh sebagian orang dianggap tak lebih sebagai daerah persinggahan.

Bantaeng juga disebut menarik karena cukup sukses dalam pengelolaan lingkungan. Di daerah ini terdapat pembudidayaan berbagai tumbuhan, seperti stroberi, apel, dan durian. “Daerah ini juga menjdi penghasil benih unggul yang menaikkan tingkat eknomi masyarakat, terutama petani. Hasilnya sudah diekspor ke beberapa negara,” Anri melanjutkan.

(AP)
  1. Agenda Komunitas
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA