1. MAKASSAR
  2. GAYA HIDUP

Ini alasan mengapa baju baru juga mesti dicuci

Ada bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan ruam dan gatal pada kulit

©2016 Merdeka.com Editor : Aan Pranata | Jum'at, 01 Juli 2016 15:16

Merdeka.com, Makassar - Seringkali, hal pertama yang dilakukan sebagian orang usai berbelanja pakaian adalah menggantung atau menyimpannya di lemari. Atau, yang tidak sabar mungkin akan langsung mencobanya ketika tiba di kamar. Ada langkah tambahan yang sebenarnya penting namun kadang dilewatkan.

Berbeda dengan kebiasaan umum, para ahli mengatakan baju baru sebaiknya segera dicuci sebelum digunakan. Walau kelihatannya bebas noda, bahan baju baru yang dikemas di toko-toko sebenarnya tidak betul-betul bersih.

Donald Belsito, seorang profesor dermatologi di Columbia University Medical Center di New York, kepada Wall Street Journal baru-baru ini mengatakan, pakaian baru sering mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan ruam dan gatal-gatal. Pakaian melalui proses jahit, pencelupan, dan pengiriman ke berbagai daerah, masing-masing dengan hukum penggunaan bahan kimia yang berbeda.

Umumnya pakaian mengandung bahan-bahan umum seperti pewarna azo-anilin, atau resin formaldehida yang dapat menyebabkan iritasi kulit. Mencuci dengan air dan deterjen bisa mencegah hal itu.

Namun, penyebab pakaian tidak steril juga disebabkan kondisi di toko-toko. Menurut Belsito, etalase dan kamar ganti merupakan tempat berkembang biaknya bakteri, kutu, dan jamur. "Saya telah melihat kasus kutu yang mungkin ditularkan dariĀ  dalam toko, dan ada penyakit menular tertentu yang dapat ditularkan melalui pakaian," ia mengatakan.

Tidak ada cara untuk benar-benar melacak siapa yang mencoba pada pakaian sebelum Anda melakukannya. Jadi daripada mengambil risiko reaksi alergi yang mungkin (atau lebih buruk), Belsito merekomendasikan mencuci pakaian, setidaknya dua kali sebelum digunakan. Lebih baik menunggu beberapa jam sebelum menggunakan pakaian, demi kesehatan dan kebersihan.

(AP)
  1. Kesehatan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA