BPBD Kota Makassar memetakan enam dari 14 kecamatan sebagai kawasan rawan genangan air
Merdeka.com, Makassar - Sebagian daerah, termasuk kota Makassar akan memasuki musim pancaroba pada akhir Oktober. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh peralihan musim, jelang musim penghujan.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Makassar Yunus Said mengatakan, biasanya masa peralihan musim diikuti dengan cuaca yang cukup ekstrem. Dampaknya pun beragam, mulai dari hujan dengan intensitas tinggi, angin kencang, atau badai petir.
“Yang perlu dipahami saat musim penghujan nantinya dan perlu diantisipasi adalah banjir dan angin puting beliung,” kata Yunus, pada pertemuan membahas koordinasi peringatan dini bencana kota Makassar di kantornya, Selasa (20/9).
Untuk potensi banjir, BPBD Kota Makassar telah memetakan enam dari 14 kecamatan sebagai daerah rawan. Termasuk di dalamnya kawasan yang rentan jadi titik genangan air, dalam berbagai skala. Masing-masing di kecamatan Manggala, Panakukang, Tamalanrea, Tamalate, Rappocini dan Biringkanaya.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, periode transisi atau pancaroba pada tahun ini kemungkinan akan maju dibandingkan biasanya. Peralihan kemungkinan besar terjadi pada pertengahan Oktober. Karenanya stakeholder pemerintahan pun harus cepat tanggap untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dari dampak yang ditimbulkan.
“Ketangguhan menghadapi bencana hanya dapat terwujud apabila ada sinergi, koordinasi dan kolaborasi fungsional antara pemerintah, masyarakat dan swasta. Salah satu elemen penting dalam penanggulangan bencana adalah penyiapan mekanisme atau sistem peringatan dini bencana,” ujar Yunus.
Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BMKG Wilayah IV Makassar, Sujarwo mengungkapkan pada tahun ini musim hujan memang lebih maju dibandingkan biasanya. Pada tahun-tahun sebelumnya, hujan biasanya mulai turun pada minggu pertama atau kedua di bulan November. Perbedaan ini dipengaruhi fenomena La Nina yang masih berlangsung hingga kini.
“Walaupun fenomena Lanina sampai saat ini masih kecil, namun efeknya kemungkinan masih akan mengganggu kondisi cuaca atau iklim di wilayah Kota Makassar. Kemungkinan curah hujan lebih besar dibandingkan tahun kemarin,” kata Sujarwo.