1. MAKASSAR
  2. GAYA HIDUP

Fakta bobot tubuh yang penting diketahui

Bobot tubuh pasangan juga mempengaruhi

©2017 Merdeka.com Editor : Aan Pranata | Jum'at, 05 Mei 2017 18:30

Merdeka.com, Makassar - Bagi sebagian orang, menjaga bobot tubuh ideal bisa ditempuh dengan pola hidup sehat yang sangat sederhana. Yakni makan sehat dan olahraga. Namun fakta menunjukkan tidak semudah itu.

Ada hal-hal yang harus diketahui agar program diet bisa efektif. Berikut kami sarikan dari Deutsche Welle, Jumat (5/5):

Sel Lemak Beragam
Ada yang punya sel lemak dua kali lipat daripada yang lain. Demikian Kirsty Spalding, PhD, dari Karolinska Institute, Stockholm. Berat tubuh Anda bisa bertambah atau berkurang, tapi jumlah sel lemak tetap sama. Sel lemak mengikat lemak yang sudah ada di tubuh dan ibaratnya "haus" akan tambahan lemak. Sel lemak muncul saat anak-anak dan berhenti di masa remaja.

Metabolisme Bisa Berubah
Riset pasangan anak kembar oleh Kirsi Pietiläinen, PhD, dari University Central Hospital, Helsinki tunjukkan, sel lemak anak yang gemuk melewati perubahan metabolisme yang membuatnya sulit membakar lemak. Tambahan 5 kg lemak sudah bisa memperlambat metabolisme. Sehingga semakin banyak makan lemak, semakin sulit dihilangkan. Apa yang bisa menolong? Jawabannya: aktivitas fisik.

Stres Picu Tambahan Bobot
Stres cepat memicu kegemukan. Karena stres orang mencari cemilan yang kaya karbohidrat. Ini memang menurunkan hormon stres. Tapi hormon stres juga menambah penumpukan lemak. Para pakar menyarankan, untuk mengatasi masalah ini, sebaiknya berolahraga rutin, dan melatih penanggulangan stres seperti lewat yoga atau melewatkan banyak waktu dengan keluarga.

Bawaan Lahir
Sebuah studi dari universitas Pennington menunjukkan, pada ibu yang gemuk, kadar glukosa dalam kandungannya lebih tinggi daripada ibu yang lebih kurus. Demikian halnya dengan kadar asam lemak bebas. Molekul-molekul ini memicu pelepasan protein yang mengganggu kontrol nafsu makan dan sistem metabolisme pada otak janin yang masih berkembang.

Kebiasaan Tidur Berpengaruh
Bagi Louis Aronne, MD, mantan Ketua Ikatan Obesitas, kebiasaan tidur sama pentingnya dengan kebiasaan makan. Kalau tidur lebih banyak, orang merasa lebih kenyang, jadi akhirnya bobot berkurang. Menurut ilmuwan University of Chicago, kurang tidur mengganggu keseimbangan hormon. Hormon Leptin yang bantu perasaan kenyang berkurang, dan Ghrelin yang meningkatkan rasa lapar bertambah.

Tergantung Bobot Pasangan
Menurut penelitian, mengurangi atau menambah bobot tubuh bisa "menular" ke suami atau istri. Penelitian yang diterbitkan di majalah New England Journal of Medicine menunjukkan, jika pasangan menderita obesitas, Anda bisa terseret juga. Peneliti menyimpulkan, obesitas bisa menyebar lewat jaringan sosial.

Gemuk Bukan Berarti Tidak Sehat
Studi yang dipublikasikan di Archives of Internal Medicine meneliti 5.440 orang dewasa di AS. Mereka menemukan, 51% orang dewasa AS yang kegemukan, dan 32% yang menderita obesitas punya kadar kolesterol yang normal, juga gula darah, tekanan darah dan indikasi kesehatan lain juga normal. Sedangkan 23,5% yang langsing, metabolismenya tidak normal, sehingga rentan terhadap penyakit jantung.

(AP)
  1. Kesehatan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA