Dinding dan gerbang masih tampak seperti yang bertahan sampai sekarang
Merdeka.com, Makassar - Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu objek wisata sejarah terkenal di Makassar. Kompleks bangunan peninggalan Kerajaan Gowa - Tallo itu hingga kini berdiri kokoh di jalan Ujung Pandang, menghadap laut ke arah barat.
Dengan luas sekitar 3 hektar, bangunan ini membentuk lima sudut atau bastion yang jika dilihat dari atas sepintas mirip penyu. Dinding Fort Rotterdam berupa dari susunan batu dan tanah liat dengan ketebalan rata-rata 2 meter. Tingginya bervariasi, dari 5 hingga 7 meter. Di kawasan dalam benteng hingga kini berdiri 15 bangunan klasik berarsitektur eropa, peninggalan Belanda yang sempat mengambilalih di zaman kolonial.
Menurut sejumlah literatur, Benteng Fort Rotterdam dibangun dengan nama Benteng Jumpandang pada tahun 1954 oleh Raja Gowa IX I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa’risi’ Kallonna. Pada 1667 ditandatangani perjanjian Bungaya, yang salah satu isinya mewajibkan kerajaan Gowa menyerahkan benteng kepada VOC. Saat Belanda mengambil alih benteng ini, namanya diubah menjadi Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahiran Gubernur Hindia Belanda saat itu, Cornelis Speelman.
Baru-baru ini, di media sosial beredar sebuah video yang menayangkan suasana kawasan benteng Fort Rotterdam di masa lampau. Akun Twitter @VideoSejarah yang pertama kali mengunggah, menyebut video diambil pada tahun 1929. Tidak disebutkan sumber video tersebut.
Pada video hitam-putih berdurasi 35 detik, terlihat dinding benteng bagian depan masih seperti yang bertahan hingga sekarang. Demikian juga dengan pintu gerbangnya. Sejumlah orang lalu lalang di bawah pohon rindang, yang berjejer di sekeliling benteng.
Pada bagian dalam benteng terlihat sejumlah bangunan dan pohon. Lapangan rumput tertata rapi, dibelah jalan setapak. Beberapa orang dengan seragam dan senjata tampak berjaga-jaga.
Penasaran? Berikut videonya:
Suasana Fort Rotterdam dan sekitarnya. Makassar, 1929. pic.twitter.com/G5eURRTJT9
— IG: videosejarah (@VideoSejarah) October 25, 2016
Pelabuhan di Makassar, 1929. pic.twitter.com/MZKz9aIkT6
— IG: videosejarah (@VideoSejarah) October 25, 2016