Pendidikan anak usia dini harus sesuai karakter individu

Merdeka.com, Makassar - Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Makassar, Indira Jusuf Ismail mengungkapkan pentingnya mendidik seorang anak dengan pendekatan individu, berdasarkan karakter masing-masing. Anak di usia dini disebut memiliki pola perkembangan dan kebutuhan tertentu yang berbeda dengan orang dewasa.

“Meski pun pada umumnya anak memiliki pola perkembangan yang sama, tapi ritme perkembangannya akan berbeda satu sama lain. Pada dasarnya anak bersifat individual,” kata Indira, saat menghadiri acara penamatan dan pelepasan 1.500 siswa PAUD se-Makassar, di Lapangan Karebosi, Rabu (25/5).

Indira, sekaligus istri Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto berpesan kepada orang tua agar memperhatikan proses perkembangan anak antara 0 sampai 8 tahun. Masa tersebut disebut sangat fundamental bagi tahap kehidupan selanjutnya. Di masa ini anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek seperti fisik, sosio-emosional, bahasa, dan kognitif yang berlangsung paling cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia.

"Jadi di masa inilah, orang tua harus benar-benar memperhatikan anak-anaknya. Karena di sinilah dasar dari perkembangan anak yang menentukan kualitas hidup seorang anak di masa depan," ujarnya.

Menurut Indira, anak memiliki kebutuhan untuk bermain, mengenal lingkungannya, dan orang - orang terdekatnya. Anak juga memiliki berbagai macam potensi yang harus dikembangkan. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan kepada anak haruslah disesuaikan dengan masa perkembangan anak seperti masa peka, egosentris, masa meniru, berkelompok,  bereksplorasi, dan masa pembangkangan.

Pelepasan dan penamatan siswa PAUD se-kota Makassar ditandai dengan penyerahan sertifikat tanda tamat secara simbolis kepada setiap perwakilan. Alumni PAUD kemudian bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya di Sekolah Dasar.

Di lokasi yang sama, Sekretaris Daerah Kota Makassar Ibrahim Saleh menekankan bahwa usia dini merupakan masa pertumbuhan emas anak, dalam proses pembentukan karakter serta perilakunya di masa depan kelak. Di mana jiwanya diibaratkan seperti kertas kosong yang akan ditulisi, membentuk karakter mereka agar mampu menjadi penerus bangsa kelak", kata Ibrahim.