Tingginya jumlah pendatang juga berdampak pada tingkat kriminalitas dan keamanan
Merdeka.com, Makassar - Pemerintah Kecamatan Tamalate kota Makassar mulai aktif mendata rumah kos dan kontrakan selepas masa lebaran Idul Fitri 2016. Pendataan untuk mengantisipasi gelombang penduduk liar dari daerah yang datang ke kota tanpa potensi memadai atau kepentingan yang jelas.
Camat Tamalate, Hasan Sulaiman mengatakan, masalah penduduk liar menjadi persoalan serius dan perhatian utama Pemkot Makassar. Setidaknya sejak satu dekade belakangan. Hal itu dipengaruhi arus urbanisasi yang tidak terkendali setiap tahun, di mana jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun dan merata di hampir semua kecamatan.
“Kami sudah sebar imbauan agar pendatang musiman dan penghuni kos segera melaporkan keberadaannya kepada pihak RT dan RW,” kata Hasan, Kamis (14/7).
Untuk mempersempit ruang gerak para pendatang musiman, Kecamatan Tamalate berkoordinasi dengan aparat kepolisian. Termasuk memaksimalkan peran RT dan RW. Setiap penghuni kos dan rumah kontrakan bakal diperiksa secara ketat.
“Kita tanyai mereka dari mana. Apa tujuannya ke Makassar, itu harus diidentifikasi. Jangan sampai kita tampung orang yang masuk sebagai daftar pencarian orang (DPO). Itu yang kita antisipasi,” ujar Hasan.
Menurut Hasan, gelombang urbanisasi berefek cukup kompleks. Tingginya pendatang yang berujung sebagai penduduk liar berpengaruh pada tingkat kriminalitas dan keamanan. “Yang dikhawatirkan juga, para pendatang ini masuk berkedok angkatan kerja, padahal mengedarkan narkoba. Inilah pentingnya pendataan dini dilakukan guna mengetahui secara detail identitas mereka.”