1. MAKASSAR
  2. KABAR MAKASSAR

Belasan diduga PSK terjaring razia jelang lebaran

Dibina

©2016 Merdeka.com Editor : Aan Pranata | Minggu, 03 Juli 2016 14:35

Merdeka.com, Makassar - Tim gabungan Dinas Sosial bersama Satuan Polisi Pamong Praja Kota Makassar menggelar razia operasi penyakit masyarakat (pekat) di sejumlah lokasi, Minggu (3/7) dini hari. Dari operasi itu diamankan belasan wanita diduga pekerja seks komersial serta pasangan bukan suami istri.

Razia dilakukan di wisma dan kamar penginapan melati. Wanita yang terjaring diduga tengah menjajakan diri. Adapun pasangan lelaki dan pria turut digelandang karena kedapatan berduaan di kamar, namun tidak mampu memperlihatkan keterangan atau identitas sebagai pasangan sah.

Kepala Dinas Sosial Makassar Mukhtar Tahir mengatakan, razia digelar secara rutin selama bulan Ramadan. Pihaknya berupaya menjaga suasana bulan suci Ramadan agar masyarat bisa beribadah dengan tenang. Sekaligus mencegah menjamurnya penyakit masyarakat.

"Kami sekaligus menindaklanjuti laporan dari masyarakat yang merasa resah," kata Mukhtar.

Tim gabungan juga gencar merazia tempat hiburan malam selama Ramadan. Diketahui, Pemkot Makassar melarangnya beroperasi hingga selepas hari raya Idul Fitri. Sejauh ini belum ada yang kedapatan bandel membuka usahanya.

Menurut Mukhtar, mereka yang terjaring sudah ada yang dipastikan sebagai PSK. Namun sebagian lagi masih perlu asesement. Mereka yang terbukti menjajakan diri akan didata dan dibina. Adapun wisma tempat mereka dirazia akan ditegur, dan terancam ditutup.

Mukhtar menjelaskan, PSK yang kedapatan oleh petugas seperti biasa akan ditempatkan di Pusat Pembinaan Mattirodeceng. Di sana, mereka diajarkan keterampilan selama enam bulan agar bisa mencari nafkah dengan benar, tanpa harus kembali menjajakan diri. Di antaranya membuat daur ulang berbagai produk rumah tangga, atau mengolah kuliner.

"Diharapkan dari sana mereka bisa menerapkan apa yang didapat, sehingga bisa mencari rezeki dengan benar," ujarnya.

(AP)
  1. Peristiwa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA