"Mensinergikan antara lembaga mitra dengan industri yang merupakan program Bappenas," kata Sumarna.
Merdeka.com, Makassar - Makassar bersama lima kota lainnya di Indonesia bakal miliki Pusat Pengembangan Keahlian (Skil Development Centre) yang mengintegrasikan lembaga pendidikan dan pelatihan dengan industri.
Hal itu diungkapkan Ketua Badan Nasional Sertifikat Profesi (BNSP) Sumarna F Abdurahman, semalam. Saat bertemu Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto di Rumah Jabatan Wali Kota, Selasa (14/03).
Pusat Pengembangan Keahlian (PPK) mengidentifikasi apa saja kebutuhan industri yang terkait dengan tenaga kerja. Hasilnya berupa kesepakatan standar oleh Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang menyinkronkan dengan materi pembelajarannya. Setelah itu, keluaran dari Lembaga Diklat dapat diserap industri.
"Mensinergikan antara lembaga mitra dengan industri yang merupakan program Bappenas," kata Sumarna.
PPK, lanjut Sumarna, akan dikembangkan di enam lokasi yaitu Makassar, Denpasar, Medan, Karawang, Bojonegoro dan Solo. Wali Kota Danny Pomanto antusias menyambut program dari Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) yang sejalan visi dan misi pemerintahannya menciptakan Makassar bebas pengangguran.
"Tantangan terbesar pemerintah kota adalah memerangi kemiskinan, mempersempit gini ratio, dan menekan tingkat pengangguran," ujar Danny.
Program Bappenas mendirikan PPK di Makassar dinilai Danny dapat membantu pemerintah di berbagai kota menaklukkan tantangan pembangunan. Jumlah tenaga kerja terampil akan semakin banyak terserap di sektor industri.
Hasil assessment potensi atau peluang kerja di Makassar menunjukkan potensi terbesar yang dimiliki Makassar berada di sektor maritim, semisal pembuatan kapal, hasil laut dan perikanan. Dijadwalkan pagi ini, Sumarna akan mengunjungi industri yang bergerak di sektor maritim. Ia juga akan berkunjung ke tempat pelatihan dan pendidikan yang nantinya akan menghasilkan tenaga kerja bagi sektor maritm.
Data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Makassar tahun 2016 menggambarkan dari 1.7 juta jiwa jumlah penduduk ada 6.64 persen atau 71.306 jiwa jumlah pengangguran. Sementara angkatan kerja mencapai 12.2 persen setara dengan 526.000 jiwa dengan jumlah pencari kerja sebesar 120.000 jiwa.
"Banyak peluang kerja tapi sumber daya yang sesuai kebutuhan masih kurang. Kualitasnya perlu ditingkatkan melalui Diklat dan tersertifikasi," kata Kepala Disnaker Makassar Andi Irwan Bangsawan.
Mencapainya dibutuhkan pendataan Tenaker (Tenaga kerja) potensial, kemungkinan-kemungkinan data Tenaker, pendataan kesempatan kerja, Diklat yang tersertifikasi dan sesuai kebutuhan industri.
Saat ini, Disnaker Makassar berupaya mengantongi akreditasi dari BNSP agar kelak dapat menerbitkan sertifikat kompetensi untuk profesi tertentu semisal sertifikat keahlian operator alat berat atau karyawan hotel.