1. MAKASSAR
  2. PARIWISATA

Mengunjungi kompleks makam raja-raja Tallo

Makam Raja-raja Tallo yang berjumlah sekitar 78 buah itu dapat dibagi menjadi tiga tipe

©2017 Merdeka.com Editor : Aan Pranata | Minggu, 23 April 2017 14:23

Merdeka.com, Makassar - Makassar merupakan salah satu provinsi yang kaya peninggalan sejarah bangsa, salah satunya adalah Makam Raja-Raja Tallo. Makam Raja Tallo berada di kelurahan Tallo, kecamatan Tallo, sekitar 7 kilometer dari disebelah utara kota Makassar.

Dikutip dari berbagai sumber, kompleks makam ini dibangun sekitar abad ke-17 dan merupakan tempat pemakaman Raja-raja Tallo abad ke-17 hingga abad ke-19.

Komplek makam Raja-raja Tallo berada di sudut sebelah timur laut dalam lingkup benteng Tallo yang luasnya sekitar 9.225 meter persegi. Namun, benteng Tallo saat ini hanya dapat ditemui sisa-sisanya saja pada sisi barat, utara dan selatan. Sedangkan, di dalam areal benteng, kecuali makam, telah dijadikan sebagai lahan hunian penduduk setempat.

Makam ini hampir serupa dengan bentuk bangunan candi yang terbuat dari batu cadas dan batu bata dari tanah liat yang direkatkan satu sama lain. Makam Raja-raja Tallo yang berjumlah sekitar 78 buah itu dapat dibagi menjadi tiga tipe. Yakni susun-timbun, papan batu, dan kubah.

Dari ke-78 makam di Tallo ini, baru sekitar 20 makam yang dapat diidentifikasi, antara lain makam Sultan Mudhafar (Raja Tallo ketujuh), Karaeng Sinrinjala (saudara Sultan Mudhafar), Syaifuddin (Sultan kesebelas), Siti Saleha (Raja Tallo keduabelas), La Oddang Riu Daeng Mangeppe (Sultan keenambelas) dan I Malingkaang Daeng Manyonri (Raja Tallo pertama yang memeluk agama Islam).

Ada juga Raja Daeng Manyori, yang mendapat julukan Macan Keboka ri Tallo (Macan Putih dari Talo) dan Karaeng Tuammalianga ri Tomoro (Raja yang berpulang di Timur).



Kerajaan Tallo berawal dari pertengahan abad ke-15, yaitu setelah wafatnya Raja Gowa ke-6 Tonatangkalopi. Penerusnya sebagai Raja Gowa ke-7 adalah anak tertuanya Batara Gowa Tuminanga ri Paralakkenna, sementara adiknya Karaeng Loe ri Sero memerintah sebagian wilayah sebagai Raja Tallo pertama. Wilayah Kerajaan Tallo meliputi Saumata, Pannampu, Moncong Loe, dan Parang Loe.

Kedua kerajaan Tallo dan Gowa kemudian terlibat pertempuran dan persaingan, hingga Tallo terkalahkan. Pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-10 Tonipalangga Ulaweng dan Raja Tallo ke-4 Daeng Padulu' dicapailah kesepakatan Rua karaeng se're ata (dua raja tapi satu rakyat. Yang mana dengan persetujuan tersebut, maka dalam persekutuan itu Raja Gowa menjadi Sombaya (raja tertinggi) sedangkan Raja Tallo menjadi Tumabicara buta (perdana menterinya) dari persekutuan kedua kerajaan tersebut. Sejak saat itu Kerajaan Tallo selalu terlibat dan mendukung ekspansi Kerajaan Goa di Sulawesi Selatan dan sekitarnya.

Pada tahun 1974-1975 dan 1981-1982 kompleks makam raja-raja Tallo dipugar oleh pemerintah melalui Ditjen Kebudayaan, Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala serta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bangunan makam yang dipugar hingga mendekati bentuk aslinya ini sekarang tampak asri, tertata apik dengan pepohonan yang rindang dan menjadi objek wisata dan budaya.

Letak wilayah Tallo yang dekat dengan pintu tol (ramp) Tallo jalur tol Ir Sutami dan jalan Tol Pelabuhan membuat situs ini mudah diakses dari Bandara Sultan Hasanuddin maupun dari pusat Kota Makassar. Anda bisa menumpang taksi maupun angkutan kota (petepete). (BS)

(AP)
  1. Zona Turis
  2. Wisata Sejarah
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA