Setiap tempat menawarkan kekhasan masing-masing
Merdeka.com, Makassar - Baru-baru ini Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menetapkan coto sebagai ikon kuliner Makassar. Penetapan berdasarkan hasil survei terhadap masyarakat lewat situs internet, selama sekitar satu bulan terakhir.
Coto memang sejak lama dikenal sebagai salah satu makanan yang akrab dengan Makassar. Bagi sebagian orang, belum lengkap berkunjung ke kota ini tanpa sempat mencicipi coto. Selain khas, makanan ini juga gampang didapatkan di berbagai sudut kota. Ada ungkapan, hanya ada dua jenis warung coto di Makassar: yang enak dan enak sekali.
Setiap orang di Makassar pasti punya tempat favoritnya sendiri untuk menikmati coto. Ada yang berdasarkan rasa atau aroma, tempat, atau suasana. Berikut kami sajikan beberapa tempat yang layak kamu kunjungi, jika belum punya cukup referensi. Kami mengurutkannya berdasarkan ulasan situs referensi wisata dunia, tripadvisor.
1. Coto Nusantara
Coto Nusantara, seperti namanya, terletak di jalan Nusantara. Tempatnya persis di depan terminal peti kemas Pelabuhan Soekarno - Hatta Makassar. Sepiring coto dihargai Rp 20 Ribu, dengan tambahan ketupat Rp 1.000 per biji. Warung ini menjadi tempat favorit para pejabat dan menteri jika singgah ke Makassar. Meski buka dari pukul 7 pagi hingga 6 sore, usahakan jangan mengunjunginya selepas siang karena seringkali jualannya habis sebelum warung tutup. Konon, salah satu keunggulan coto di tempat ini adalah dagingnya yang empuk.
2. Coto Paraikatte
Tempat makan ini pusatnya di Jalan AP Pettarani, berdampingan dengan SPBU, dan ada beberapa cabang di dalam kota Makassar. Salah satu khasnya adalah kuah yang lebih pekat. Coto disajikan di mangkuk yang terbuat dari tanah liat, menimbulkan kesan tersendiri. Harganya sekitar Rp 18 Ribu dengan ketupat Rp 1.000 per biji.
3. Coto Ranggong
Tempat ini juga memakai nama sesuai dengan jalan lokasinya berdiri, jalan Ranggong daeng Romo. Tak jauh dari Pantai Losari. Tempat ini berjualan coto sejak 1980-an dan punya penggemar fanatik sendiri. Warung ini diasuh orang keturunan Tionghoa, berbeda dengan coto lain yang akrab dengan orang pribumi.
4. Coto Daeng Sirua
Coto di tempat ini kuahnya agak bening dibandingkan tempat lain. Karenanya biasa disebut coto putih. Tapi jangan salah, karena tidak kalah nikmat dengan pesaingnya. Paduan bumbu rahasia tetap menjadikannya favorit, dan pengalaman kuliner istimewa. Untuk mendapatkan semangkuk coto, harus datang lebih pagi karena biasanya pukul 12 siang sudah tutup karena habis. Tempatnya di Jalan Abdullah Daeng Sirua.
5. Coto Daeng Bagadang
Disebut coto begadang karena jam bukanya 24 jam. Tempat ini ramai dikunjungi malam hari, terutama oleh kalangan muda setelah beraktivitas. Terletak di Jalan Karunrung, tempatnya terjangkau dari pusat-pusat kota Makassar. Tinggal bertanya kepada sopir atau daeng becak, di mana Coto Bagadang, mereka akan mengantarmu ke tempat tujuan.
6. Coto Gagak
Warung ini berdiri tepat di sudut persimpangan jalan Gagak dan Kakatua. Soal pengunjung, Coto Gagak tidak kalah ramai dengan warung lainnya. Itu karena tempat ini buka 24 jam. Sajian andalannya coto dengan kuah kental dan daging empuk.
Penasaran dengan kekhasan masing-masing warung coto? Kamu bisa menjadwalkan kunjungan ke masing-masing tempat untuk merasakannya sendiri.