1. MAKASSAR
  2. PARIWISATA

Napak tilas monumen bersejarah di Makassar

Bagian menengok warisan sejarah kota di masa lalu

©2016 Merdeka.com Editor : Aan Pranata | Minggu, 24 Juli 2016 17:08

Merdeka.com, Makassar - Berbicara tentang kota Makassar, wisatawan biasanya langsung teringat tentang Pantai Losari. Kawasan pesisir barat Makassar itu memang sudah menjadi salah satu ikon pariwisata kota Anging Mammiri yang terkenal hingga ke berbagai pelosok negeri.

Tapi tahukah Anda? Ada sejumlah tempat lain di Makassar yang luput dari pandangan wisatawan. Tempat-tempat ini merupakan monumen bersejarah yang punya cerita tersendiri dalam perjalanan Makassar dari waktu ke waktu. Meski tidak ‘instagramable’, tempat ini layak dikunjungi sebagai bagian menengok warisan sejarah Makassar di masa lalu. Tak ada salahnya untuk sekadar singgah berfoto atau melihat-lihat.

Berikut 5 monumen bersejarah di Makassar yang layak Anda kunjungi:

Monumen Mandala
Lokasi: Jalan Jenderal Sudirman

Monumen Mandala atau Monumen Pembebasan Irian Barat terdiri merupakan bangunan menara berbentuk segi tiga sama sisi yang menjulang sekitar 75 meter. Layaknya Monas di Indonesia bagian timur. Segi tiga merupakan simbol dari Tri Komando Rakyat (Trikora). Monumen Mandala dibangun sebagai pengingat Operasi Trikora, yakni konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat pada tahun 1961.

Pada sejumlah bagian Monumen Mandala terdapat relief yang berbentuk kobaran api menandakan semangat juang Trikora. Pada ruangan lantai satu, terdapat juga 12 diorama yang menceritakan sejarah perjuangan bangsa. Di antaranya gambaran perang yang terjadi di Makassar hingga berbagai pergolakan di daerah. Pada bagian lain terdapat ruang galeri dan pertemuan. Pada bagian belakang terdapat panggung yang biasanya digunakan untuk acara-acara tertentu, seperti hiburan dan upacara.

Monumen Emmy Saelan
Lokasi: Jalan Hertasning

Monumen Emmy Saelan
© 2016 merdeka.com/wisatasulawesi.com

Monumen ini dibangun pada 1985 dan diresmikan Menko Polkam saat itu, Surono Reksodimedjo. Dibangun untuk mengenang Emmy Saelan, pahlawan nasional Indonesia yang gugur saat bertempur melawan Belanda pada usia 22 tahun. Monumen berbentuk tiga pilar asimetris, yang pada bagian ujung atasnya runcing. Di tempat ini, Emmy Saelan bersama pejuang lain termasuk Wolter Robert Monginsidi melakukan aksi long march menuju Polongbangkeng, Takalar. Namun dia gugur tertembak saat diadang tentara Belanda.

Awalnya monumen Emmy Saelan dibangun lengkap dengan taman berisi permainan anak. Namun belakangan tersisa monumen pilar saja. Sayang, keramik di monumen ini terlihat kotor dan rusak seperti tak diurus.

Monumen Laskar Pemberontak Harimau
Lokasi: Taman Macan, Jalan Balai Kota

Tugu berbentuk seekor macan jantan ini kurang dikenal, bahkan oleh masyarakat Makassar sendiri. Diresmikan pada 1985 Oleh Menko Polkam Surono Reksodimedjo, tugu ini menggambarkan kegigihan pasukan pemberontak Harimau Indonesia di Ujung Pandang. Kelompok kelaskaran itu merupakan gerakan perjuangan rakyat yang sangat ditakuti Belanda, karena sepak terjangnya dalam bergerilya kota.

Pada penyangga patung terdapat ukiran seputar Laskar Harimau. Terdapat nama-nama pejuang, antara lain Mochammad Syah dan Wolter Robert Monginsidi.

Monumen Korban 40 Ribu Jiwa
Lokasi: Jalan Langgau

Monumen Korban 40 Ribu Jiwa
© 2016 merdeka.com/wisatasulawesi.com

Monumen ini berdiri sebagai pengingat peristiwa tahun 1946 hingga tahun 1947 silam. Di mana pada saat itu menjadi lembaran kelam bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Konon sebanyak 40 ribu jiwa orang tewas dibantai oleh pasukan belanda, yang dipimpin oleh Kapten Raymond Paul Piere Westerling dalam sebuah operasi penumpasan pemberontak.

Monumen korban pembantaian 40.000 jiwa ini berada di wilayah yang asri dan tertata rapi. Di lahan tersebut berdiri beberapa bangunan seperti pendopo, monumen dan relief (gambar timbul) pada dinding-dindingnya. Serta salah satu sisi bangunan, berdiri salah satu patung yang tingginya sekitar empat meter. Patung tersebut menggambarkan seorang korban yang selamat dari pembantaian dengan kaki yang buntung serta tangannya menggunakan penyangga.

Tugu Tentara Pelajar
Lokasi: Jalan Riburane

Tugu ini didesain mirip dengan pejuang yang sedang mengangkat senjata. Dibangun untuk mengenang sekelompok orang muda yang disebut dengan Tentara Pelajar. Mereka adalah pelajar/mahasiswa pejuang kemerdekaan yang ikut dalam menegakkan amanat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Dimana mereka berjuang dalam rentang waktu Juni 1946 – akhir Desember 1949. Pada prasasti di bawah tugu terdapat kalimat semboyan “Merdeka ataoe Mati” serta “Sekali Merdeka Tetap Merdeka”.

Tugu Pahlawan Indonesia    
Lokasi: Jalan Ujung Pandang

Tugu ini berupa pilar silinder setinggi sekitar lima meter. Diresmikan pada 2003 oleh Mayjen TNI Purn Andi Mattalatta atas nama sesepuh pejuang kemerdekaan Indonesia. Terdapat sebuah prasasti di kaki tugu dengan tulisan yang kabur dan cat yang terkelupas.

Tugu Pahlawan Indonesia dibangun di atas lokasi yang menjadi lokasi pendaratan pasukan TNI, usai pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada 1949. Di tempat ini terjadi pertempuran dahsyat, saat TNI dicegat oleh KNIL dan NICA. Tugu ini berada tepat di seberang pintu masuk benteng Fort Rotterdam.

(AP)
  1. Zona Turis
  2. Wisata Sejarah
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA