Sebaiknya tetap membatasi penggunaan permainan ini
Makassar.merdeka.com - Pokemon Go benar-benar menjadi tren di masyarakat sejak dirilis awal Juli lalu. Permainan berbasis perangkat digital ini membanjiri berbagai media sosial. Orang-orang di berbagai belahan dunia membicarakannya.
Di Makassar, sebagian orang juga mulai keranjingan berburu pokemon berbasis realitas lewat layar Android maupun iOS. Meski, secara resmi aplikasi ini belum dirilis untuk Indonesia.
Anjungan Pantai Losari menjadi salah satu tempat yang ramai dikunjungi para pemain Pokemon Go. di lokasi ini, kita bisa dengan mudah menemukan orang-orang yang sibuk mencari titik lokasi pokemon lewat layar gadget.
Anjungan Losari menjadi salah satu pusat bermain Pokemon Go, karena di tempat ini terdapat pokestop yang telah dipasangi Lure Module. Lure Module sendiri merupakan pancingan agar para monster lucu tersebut keluar, sehingga para pemain bisa dengan mudah menangkap Pikachu dan pokemon lain.
Sebagian orang kemudian membicarakan dampak positif penggunannya, yang katanya bisa membantu memulihkan kesehatan mental. Benarkah demikian?
Memang, beberapa kasus tentang efek negatif permainan ini telah dilaporkan beberapa minggu terakhir. Contohnya, pemain yang terluka saat mencoba menavigasi lingkungan sambil menatap ponsel mereka. Tapi, banyak juga laporan mengenai sisi positif dari game ini.
“Kebutuhan untuk bersosialisasi dengan orang lain, keinginan untuk keluar dan keinginan untuk menjadi kompeten serta menjadi seorang ahli, itu semua di tujuan game ini,” kata Direktur Pusat Penelitian Psikologi Media di California, Pamela Rutledge kepada Live Science. Dia menjelaskan bahwa, karena semua kebutuhan dalam game ini Pokemon Go, termasuk bersosialisasi dengan orang lain, maka psikologis, kohesi sosial yang baik untuk kesehatan mental.
Menurut psikolog, seperti dilansir dari health.com, Pokomen Go dapat membantu kita untuk mengurangi kecemasan hingga depresi. Selain itu, ia juga bisa mendorong kita untuk lebih aktif secar fisik. Ben Michaelis, PhD, psikolog klinis dan penulis buku Your Next Big Thing, mengaku tidak terkejut dengan laporan tersebut. Pada kenyataannya, ia telah melihat dampak positif dari game ini untuk salah satu kliennya.
“Saya pikir itu adalah perkembangan yang benar-benar positif,” ujarnya.
Michaelis percaya kalau aplikasi ini mungkin dapat membantu orang yang menderita kecemasan dan depresi ringan. Menurutnya, permainan ini bisa memberikan motivasi untuk pergi keluar dan menikmati suasana di luar rumah, bahkan dunia luas.
Namun, ia beranggapan kalau permainan ini tidak boleh dilihat sebagai sebuah obat. Tapi, sebagai alat yang berguna. Jadi, penting halnya berkonsultasi dengan seorang profesional untuk mengobati kondisi mental yang terganggu.
Di samping itu, Michealis khawatir kalau game ini menjadi satu-satunya cara seseorang untuk dapat berinteraksi dengan dunia luar. Oleh karena itu, ada baiknya agar kita membatasi permainan ini dengan cara yang sehat. Misalnya, 30 menit dalam satu hari.
Pengguna juga harus berhati-hati, karena efek lainnya, game ini juga bisa menghilangkan konsentrasi pengguna. Itu karena hanya terfokus pada lensa kamera. Seperti dilansir New York Post, Pokemon GO membuat Kyrie Tompkins jatuh di trotoar untuk pergelangan kaki terkilir. “Telepon bergetar untuk memberitahu saya ada sesuatu di dekatnya dan aku melihat ke atas, sehingga aku jatuh dalam lubang,” kata Tompkins.