1. MAKASSAR
  2. GAYA HIDUP

Ini alasan anda sebaiknya tidak sering kerja lembur

Mempengaruhi daya ingat dan nalar

©2017 Merdeka.com Editor : Aan Pranata | Jum'at, 12 Mei 2017 16:54

Merdeka.com, Makassar - Sebagian orang tidak bisa pulang dari tempat kerja tepat waktu. Tumpukan kerjaan atau adanya deadline bisa membuat kita terpaksa melakukan kerja lembur hingga larut malam.

Padahal, menurut pakar kesehatan, ada baiknya kita tidak melakukan kerja lembur karena bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Berikut sejumlah ancaman kerja lembur bagi kesehatan, seperti dikutip dari Doktersehat:

Memicu depresi
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa mereka yang kerap bekerja lembur ternyata memiliki resiko besar untuk terkena depresi. Jam kerja yang panjang akan membuat mereka memiliki waktu yang lebih sedikit untuk beristirahat atau setidaknya menikmati kehidupan dan mendapatkan waktu bersama dengan keluarga. Hal ini ternyata bisa berimbas pada munculnya depresi.

Kurang tidur
Mereka yang bekerja lembur cenderung memiliki pola tidur yang sangat buruk. Alhasil, mereka pun bisa mengalami penurunan konsentrasi, kenaikan berat badan, cenderung lebih mudah marah, dan lebih beresiko terkena penyakit kardiovaskular. Tak hanya itu, dengan bekerja lembur, maka kita juga akan lebih banyak untuk duduk dan hal ini juga akan meningkatkan resiko penyakit berbahaya layaknya obesitas, kanker, diabetes, hingga serangan jantung.

Mata tegang
Bekerja lembur berarti kita akan menatap layar komputer dalam waktu yang lebih lama, hal ini bisa menyebabkan ketegangan pada mata, sakit kepala, mata kering, dan pandangan yang semakin kabur. Efek dari hal ini mirip dengan yang dirasakan oleh supir kendaraan jarak jauh yang berkendara dalam waktu yang terlalu lama.

Demensia
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal berjudul The American Journal of Epidemiology pada tahun 2009 lalu menyebutkan fakta bahwa karyawan kantor yang bekerja hingga lebih dari 55 jam dalam sehari akan mengalami masalah pada daya ingat, kosa kata, dan juga daya nalar. Jika hal ini berlangsung dalam waktu yang lama, maka resiko terkena demensia juga meningkat.

(AP)
  1. Kesehatan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA