Wanita lebih berisiko dibandingkan pria
Merdeka.com, Makassar - Mi instan telah lama menjadi makanan pilihan yang populer, dicintai karena rasa yang enak dan ekonomis. Tapi sebuah studi The Journal of Nutrition menunjukkan makanan tersebut bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Penelitian dilakukan pada perempuan di Korea Selatan yang dikenal memiliki kelompok konsumsi mie instan (ramen) terbesar di dunia, di mana tercatat orang-orang di sana telah mengkonsumsi 3,4 miliar paket mie instan pada tahun 2010.
Hyun Shin dan rekan-rekannya di Baylor dan Harvard University menganalisis kesehatan dan diet hampir 11.000 orang dewasa di Korea Selatan antara usia 19 – 64 tahun. Dalam penelitian ini tidak memperhatikan pola makanan sehari-harinya, dan apapun aktivitas fisik yang dilakukan.
“Meskipun mie instan merupakan makanan yang mudah dan lezat, mungkin ada peningkatan risiko sindrom metabolik karena mie instan banyak mengandung sodium (natrium) tinggi, lemak jenuh yang tidak sehat dan beban glikemik,” Papar peneliti.
Hasilnya, wanita yang makan mie instan dua kali seminggu atau lebih memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom metabolik daripada mereka yang makan mie instan lebih jarang, atau tidak sama sekali. Orang dengan sindrom metabolik mungkin cendrung memiliki tekanan darah tinggi atau kadar gula darah tinggi, dan menghadapi peningkatan risiko penyakit jantung , stroke dan diabetes melitus.
Namun tak demikian pada pria, Shin dan rekan-rekannya menduga bahwa perbedaan biologis antara jenis kelamin, seperti efek dari hormon seks dan metabolisme , mungkin menjelaskan kurangnya hubungan yang jelas pada laki-laki antara makan mie instan dan mengembangkan sindrom metabolik.
“Mie instan tinggi lemak, tinggi garam (natrium), tinggi kalori – semua faktor tersebut dapat memberikan kontribusi untuk beberapa masalah kesehatan di atas,” kata Young. “Itu tidak berarti bahwa setiap orang akan mengalami dampak yang sama, tetapi yang perlu diingat adalah bahwa mie instan bukanlah produk yang sehat, dan itu adalah makanan olahan.” tutur peneliti.
Makanan olahan memang umumnya mengandung gula dan garam yang tinggi, karena makanan tersebut dirancang untuk memiliki masa simpan yang lama, agar awet. Namun di sisi lain tidak cukup baik bagi kesehatan.
Ada beberapa cara agar bahaya mie instan tidak sampai memberikan efek buruk, berikut tips dari peneliti: Jangan makan mie instan setiap hari, makanlah dengan porsi yang kecil, serta campurlah dengan sayuran sehat atau makanan segar (bukan olahan).