Dia teringat kebiasaan bersama keluarga di hari-hari terakhir Ramadan
Merdeka.com, Makassar - Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto memimpin penyerahan zakat, infak dan sedekah pegawai Pemerintah Kota kepada Badan Amil Zakat Nasional, yang menandai Gerakan Makassar Berzakat di tribun Lapangan Karebosi, Rabu (29/06). Di tempat yang sama Danny sekaligus menyerahkan bantuan Pemkot kepada ribuan imam rawatib, guru mengaji, pemandi jenazah, ulama serta penghafal Al Quran.
Zakat, infak dan sedekah bersumber dari pegawai serta pejabat Pemkot Makassar di 54 satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan 14 kecamatan.
Suasana di tribun Karebosi mendadak haru saat Danny Pomanto naik ke podium menyampaikan sambutan wali kota. Di akhir sambutannya, suara Danny tiba-tiba terdengar serak dan terbata-bata. Matanya berkaca-kaca memandang barisan orang yang duduk di depannya.
Danny lalu menceritakan bahwa bulan suci Ramadan yang tak lama lagi akan berlalu menyisakan keharuan baginya. "Ramadan ini bulan mulia. Manusia itu kan banyak dosa, Ramadan menjadi pintu bagi umat muslim untuk kembali fitrah," kata dia.
Danny teringat kebiasaannya bersama keluarga setiap bulan Ramadan. Di mana pada tiga hari di penghujung Ramadan, mereka berangkulan dengan orang tua dan kerabat, saling meminta maaf, dan tak jarang menitikkan air mata.
Kebiasaan itulah yang membayang dan membuatnya merasa haru. Apalagi, dia berada di tengah para alim ulama, pemandi jenazah, guru mengaji, dan hafiz Al Qur'an yang mayoritas berusia senja, seperti orang tuanya.
Dalam sambutannya, Danny mengingatkan bahwa zakat merupakan kewajiban umat Islam. Zakat menjadi penyelamat bagi kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. "Potensi zakat di pemerintah kota sangat besar. Titipkanlah harta kita melalui Baznas. Camat beserta Pimpinan SKPD harus menjadi contoh, setelah itu lurah beserta RT/RW dan pegawai," ujarnya.
Danny juga memuji para alim ulama dan penghafal Al Quran. Dia menyebutnya sebagai pejuang - pejuang akhlakul kharimah. Ia mengharapkan lewat pengabdian mereka, akhlakul kharimah menjadi penopang dalam pembangunan Makassar.