Air bersih dan sanitasi masih menjadi persoalan utama di lorong-lorong kota
Merdeka.com, Makassar - Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, sejak Senin (16/5) menghadiri Konferensi Water, Sanitation & Hygiene (WASH) Future 2016 di Brisbane, Australia. Pada acara yang berlangsung hinga 20 Mei, Danny bersama berbagai komponen lintas negara akan membahas isu-isu terkait masa depan manusia, khususnya ketersediaan air, sanitasi, dan kebersihan lingkungan.
Saat menjadi pembicara, Danny -sapaan Ramdhan Pomanto-, menjelaskan soal visi membangun Makassar sebagai kota dunia yang nyaman untuk semua. Pembangunan itu, menurut dia, bisa dimulai dengan menata lorong-lorong yang akrab sebagai kawasan pemukiman padat penduduk.
“Terdengar sederhana, tapi sebenarnya tidak. Artinya sangat dalam,” kata Danny, seperti siaran pers Pemkot Makassar.
Danny menyebutkan Kota Makassar berpenduduk 1,8 juta jiwa, yang sebagian besar bermukim di 1.320 lorong. Sebanyak 9.300 Kepala Keluarga di antaranya tergolong masyarakat berpendapatan rendah.
Penataan lorong, menurut Danny, harus mengedepankan dua aspek. Pertama, memecahkan persoalan keseharian warganya. Kedua, mempersiapkannya sebagai bagian dari kota maju ke depan. Untuk mencapainya perlu melibatkan peran aktif semua komponen publik.
Danny menganggap, air bersih dan sanitasi masih menjadi persoalan utama bagi warga kota di kawasan lorong. Kualitas lingkungan di lorong masih rendah. Penyebabnya, ruang-ruang semakin sempit. Adapun tekstur tanahnya sebagian besar berpasir, sehingga membuat air limbah yang tidak terkelola dengan baik langsung terserap ke sumur-sumur warga. Namun berbagai upaya dilakukan Pemkot Makassar untuk membenahinya.
Danny sendiri mengungkapkan dia lahir dan besar di lorong kecil, sempit, dan kumuh. Sebelumnya dia tidak pernah membayangkan dirinya memimpin jutaan warga kota Makassar. “Anak lorong Makassar yang hidup dengan sanitasi buruk bisa jadi wali kota.”
Konferensi WASH Future digelar Pemerintah Australia, bekerja sama dengan International WaterCentre dan Australian Wash Reference Group. Sebelumnya kegiatan serupa digelar pada 2008, 2011, dan 2014. Dalam konferensi ini, seluruh komponen lintas negara, mulai dari pemerintah, praktisi dan profesional dari masyarakat sipil, sektor swasta, lembaga donor, mahasiswa dan lembaga akademis membangun dialog untuk menciptakan cara berpikir baru sebagai agenda global.
Selama lima hari, konferensi WASH Future akan membahas isu pemenuhan air bersih, sanitasi, dan kesehatan lingkungan bagi setiap orang. Serta upaya mencari solusi alternatif terbaik untuk meningkatkan perbaikan sektor kesehatan, lingkungan, dan ekonomi sebagai kebutuhan semua masyarakat secara berkesinambungan.