1. MAKASSAR
  2. KABAR MAKASSAR

Ramadan, Pemkot Makassar kampanye program lewat mubalig

Menjadi bagian program Pemkot Masuk Masjid

©2016 Merdeka.com Editor : Aan Pranata | Rabu, 25 Mei 2016 12:10

Merdeka.com, Makassar - Para mubalig akan ambil bagian dalam mensosialisasikan program Pemerintah Kota Makassar ke masyarakat, selama Ramadan 1437 Hijriah tahun ini. Program pemerintah akan turut menjadi materi para mubalig saat berceramah dari masjid ke masjid.

Ketua DPP Ikatan Mesjid Musalah Indonesia Muthahidah (IMMIM), Ahmad M Sewang menyatakan nantinya para mubalig akan menyampaikan program Pemkot Makassar di sela pemaparan materi dakwah bermuatan Islami. Baik di waktu tarawih maupun subuh. Mubalig akan mengajak jamaah untuk berpartisipasi dalam berbagai program Pemkot, sebagai wujud tanggung jawab sosial warga kota.

Menurut Ahmad Sewang, Pemerintah Kota saat ini sangat serius dalam membangun akhlak umat. Sejumlah program yang dijalankan dianggap bersesuaian dengan ajaran agama. Beberapa program Pemkot yang dianggap sesuai dengan ajaran agama, antara lain pemberian insentif bagi guru mengaji dan pemandi jenazah, menggalakkan pengajian di setiap kelurahan, serta rencana penataan kawasan hiburan malam di jalan Nusantara menjadi kawasan kuliner.

“Mubalig perlu menyampaikan program Pemerintah Kota. Ini yang nanti akan kita sampaikan ke masjid-masjid,” kata Ahmad, Selasa (24/5).

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemkot Makassar, Kamaruddin Munde menjelaskan bahwa penyampaian program pemerintah lewat jalur dakwah merupakan bagian dari program Pemkot Masuk Masjid. Program itu bentuk sinergitas antara pemerintah dengan mubalig.

Wali kota Makassar, Danny Pomanto mengaku beberapa program Pemkot memang bernafaskan ajaran Islam. Sebut saja program LISA (Lihat Sampah Ambil) atau program MTR (Makassar Tidak Rantasa), di mana keduanya mengadopsi ajaran Islam yang menyerukan umatnya mencintai kebersihan sebagai bagian dari iman.

Danny berharap mubalig juga dapat mengingatkan kepada jamaah untuk kembali memperkuat pondasi keluarga sebagai unit terkecil di masyarakat. "Anak - anak kita banyak yang tidak lagi dididik oleh orang tuanya. Mereka belajar dari smartphone sementara orang tua tidak memiliki batasan dan kontrol terhadap informasi yang diakses oleh anak - anak," kata Danny.

Jika fungsi keluarga dikembalikan sebagai pranata sosial terkecil di masyarakat tempat ditanamkannya nilai - nilai keagamaan, kejujuran, saling menghargai, dan menjaga satu sama lain maka fenomena sosial yang bermunculan saat ini dapat diredam. "Di sinilah peran para mubalig sangat dibutuhkan. Mengembalikan fungsi keluarga sebagai pranata sosial yang berperan membangun karakter atau akhlak generasi kita,” ujarnya.(NIA)

(AP)
  1. Balai Kota
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA