Paparan nikotin dalam darah ibu hamil berbanding lurus dengan peluang skizofrenia bagi bayi
Merdeka.com, Makassar - Merokok selama kehamilan diketahui meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan bagi anak, termasuk cacat lahir hingga kematian bayi. Teranyar, peneliti menilai bahwa hal itu juga dapat mempengaruhi kesehatan mental anak, yakni meningkatkan risiko skizofrenia. Demikian dilansir Medical News Today.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat, studi menunjukkan bahwa penggunaan tembakau dalam kehamilan dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan mental anak. Salah satu penelitian yang diterbitkan pada 2013, misalnya, mengidentifikasi hubungan antara merokok saat hamil dengan peningkatan risiko gangguan bipolar pada keturunan.
Sekarang, sebuah studi baru dari tim yang sama menunjukkan anak-anak yang lahir dari ibu yang merokok saat hamil lebih mungkin untuk mengembangkan skizofrenia. Para peneliti baru-baru ini menerbitkan temuan mereka di American Journal of Psychiatry. Untuk mencapai kesimpulan mereka, para peneliti menganalisis data registry nasional dari semua kelahiran hidup yang terjadi di Finlandia antara 1983-1998, mengidentifikasi 977 kasus skizofrenia antara keturunan.
Para peneliti menemukan bahwa tingkat kandungan nikotin dalam sampel darah ibu hamil berbanding lurus dengan kemugkinan skizofrenia antara keturunan. Dibandingkan dengan anak yang lahir dari ibu yang memiliki paparan nikotin rendah selama kehamilan, mereka yang lahir dari ibu dengan paparan nikotin berat selama kehamilan 38 persen lebih mungkin mengembangkan skizofrenia, begitu laporan tim.
"Ini memberikan bukti yang paling definitif bahwa merokok selama kehamilan dikaitkan dengan skizofrenia. Jika direplikasi, temuan ini menunjukkan bahwa mencegah merokok selama kehamilan dapat menurunkan kejadian skizofrenia."
Hasil penelitian kemudian menyoroti pentingnya mendidik masyarakat tentang kesehatan potensial risiko bahwa merokok selama kehamilan mungkin memiliki untuk kesehatan jangka panjang anak. Di masa depan, ibu yang merokok harus fokus mengidentifikasi mekanisme biologis yang mendasari risiko kesehatan tersebut.