1. MAKASSAR
  2. KABAR MAKASSAR

RS Unhas manfaatkan tenaga nuklir untuk tangani kanker

Penggunaan alat bernama BT termasuk langka di Indonesia

©2016 Merdeka.com Editor : Aan Pranata | Kamis, 16 Juni 2016 13:59

Merdeka.com, Makassar - Teknologi nuklir, selain marak untuk kepentingan pembuatan senjata perang, juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengobatan manusia. Melengkapi posisinya sebagai pusat kanker di Indonesia, Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (RS Unhas) memperkenalkan alat "Brachy Therapy" (BT) buatan Jerman guna mengobati penyakit kanker dengan memanfaatkan radiasi nuklir.

Radiasi itu diinjeksi ke dalam jaringan kanker dengan dosis yang disesuaikan dengan besar kankernya. "Kekuataannya lebih besar. Sistem kerjanya bersumber dari radiasi yang ditembakkan ke sel-sel kanker menggunakan radio aktif iridium dengan teknik tiga dimensi," kata Suherman Hadi Saputra, dokter spesialis onkologi radiologi RS Unhas, Kamis (16/6).

Penggunaan BT ini termasuk langka di Indonesia. Tumor yang ada di dalam tubuh manusia ditembakkan radio aktif iridium dengan kekuatan 10 Linac. Hingga sekarang, Linac itu digunakan menangani kanker serviks. Di Sulawesi Selatan, berdasarkan data yang ada, kebanyakan terdapat pasien dengan kepala leher. Kanker ini disebabkan virus yang dirangsang oleh pola makan. Selain itu, juga ada kanker payudara, kanker paru, dan kanker usus.

Menurut Suherman, BT paling cocok untuk kanker serviks terutama golongan sarcoma, yakni tumor-tumor yang terjadi pada jaringan ikat (otot). BT ini diindikasikan bagi pasien yang membutuhkan pengobatan dengan dosis tinggi (high dose) dan lebih simple. Di Indonesia yang sudah menggunakan alat ini selain RS Unhas, juga RS Sutomo Surabaya, dan Siloam Jakarta.

Keunggulan BT, kata Suherman, adalah sebagai alat radio diagnostic dan CT scan dengan kecepatan tinggi. Scan ini sangat berguna bagi pasien yang gelisah dan pasien yang cedera kepala, misalnya akibat tabrakan. Dengan menggunakan dua tabung X-ray menempatkan alat ini tercepat di dunia dalam melakukan CT scan terhadap objek kanker. Ini didukung oleh robotic guidance injector (penginjeksi robot pemandu) yang menambahkan fungsi alat ini dengan presisi dan akurasi yang lebih tepat.

Suherman mengatakan, kebanyakan pasien kanker datang justru pada stadium akhir, sehingga terjadi delay treatment (pengobatan yang tertunda), sehingga tumornya menjadi sangat besar. Paling efektif jika pasien ditangani ketika mengalami stadium 1-2.

Direktur RS Unhas Andi Fachruddin Benyamin mengungkapkan, pihaknya tengah mempersiapkan Instalasi Gawat Darurat terpadu. IGD tersebut terintegrasi dengan ruang operasi serta dilengkapi dengan pusat simulasi yang bisa digunakan mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk belajar.

(AP)
  1. Info Kota
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA