Makassar dan Lismore di Australia terjalin hubungan kota kembar sejak tahun 1981
Merdeka.com, Makassar - Katie Coughlan, warga kota Lismore, Australia, menjadi salah satu penulis undangan pada ajang Makassar International Writers Festival 2016 yang digelar di benteng Fort Rotterdam. Empat hari terakhir, sejak Selasa, dia menyempatkan diri berkeliling kota Makassar. Pada kesempatan itu pula dia merasakan bagaimana masyarakat setempat menyambutnya dengan ramah.
Katie bukan orang baru di Indonesia karena pernah berkuliah di Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan bersuami orang sana. Bahasa Indonesianya pun fasih dan lancar.
“Karena saya lama di Jawa dan stereotype -nya Jawa semua, ternyata kota Makassar jauh lebih maju dan jauh lebih besar dari bayangan saya," kata Katie, saat berkunjung ke rumah jabatan wali kota Mohammad Ramdhan Pomanto, Kamis (19/5) malam.
Awalnya, Katie mengaku sempat dilarang ke Makassar. Alasannya, Makassar adalah derah pelabuhan yang tentu karakter masyarakatnya kasar. Namun hal berbeda ia dapatkan sebab sesampai di kota ini justru ia mendapatkan perlakuan penuh persahabatan.
"Di sini banyak yang ingatkan saya, hati-hati jaga tasnya. Saya bingung orang di sini ramah-ramah semua kenapa saya disuruh jaga tas, bahkan ada yang menggendongkan bayi," ucapnya penuh kagum.
Katie, yang datang bersama dua putrinya, juga mengaku mendapatkan perlakuan yang tak kalah ramah dari wali kota. “Saya diterima dengan baik termasuk putri saya sempat dicanda-candain tadi," katanya.
Katie, sebenarnya sedang dalam liburan ke daerah kelahiran suaminya, Yogyakarta. Kebetulan, dia juga diundang menghadiri MIWF 2016. Adapun kunjungan ke rumah jabatan wali kota untuk menyampaikan surat titipan wali kota Lismore, Jenny Dowell. Jenny mengingatkan kembali hubungan kota kembar (twin city) antara Lismore dan Makassar yang terjalin sejak tahun 1981.
Katie menyerahkan sebuah buku tentang sejarah Lismore dan berharap huhungan twin city ini bisa kembali terjalin meski tidak secara formal. "Hubungan keduanya saat ini vakum dalam level formal negara tapi pada tataran grassroots antara masyarakatnya bisa terjalin dalam hubungan seperti musik, film, dan bentuk seni lainnya. Sebelumnya kita juga telah melakukan pemutaran film Makassar di balaikota kami," ujar Katie.
Katie merasa menyesal hanya 4 hari berada di Makassar. Namun ia memastikan akan kembali lagi ke kota ini. Katie yang juga anggota komite penasehat sister city Lismore ini juga memuji keindahan pantai losari. Jarang kata Katie kota besar yang memiliki pantai di tengah-tengah kotanya. (NIA)