1. MAKASSAR
  2. GAYA HIDUP

Tidur terlalu lama bisa sebabkan kematian dini

Dampaknya lebih besar jika kurang berolahraga

©2016 Merdeka.com Editor : Aan Pranata | Sabtu, 04 Juni 2016 15:42

Merdeka.com, Makassar - Umumnya orang menganggap bahwa tidur adalah obat terbaik. Tapi sebuah studi baru mengungkapkan bahwa terlalu banyak tidur juga berbahaya untuk kesehatan.

Tidur lebih dari sembilan jam dalam sehari -ditambah dengan kebiasaan duduk terlalu banyak sepanjang hari dan kurang olahraga-, bisa sama buruknya dengan dampak merokok dan minum alkohol. Orang yang seperti ini berpotensi empat kali lebih besar kematian dini, peneliti memperingatkan.

Peneliti dari University of Sidney merupakan yang pertama kali melihat dampak tidur dan duduk bersama-sama. Dr Melody Ding, peneliti senior mengatakan: “Ketika anda melakukan kebiasaan tersebut, ditambah jarang berolahraga, dampaknya akan berlipat.”

Dr Ding dan tim peneliti melakukan riset terhadap lebih dari 230 ribu peserta di usia 25 hingga 45 tahun. Dari riset itu kemudian dianalisis kombinasi yang berbeda antara faktor resiko untuk menentukan kelompok mana yang lebih berdampak kepada kematian dini.

Namun, studi ini juga menemukan bahwa kurang tidur - kurang dari tujuh jam setiap malam - juga meningkatkan risiko kematian dini empat kali lipat, bila dikombinasikan dengan merokok dan konsumsi alkohol yang tinggi. Adapun kombinasi lain yang juga meresahkan adalah tidak aktif secara fisik dan banyak tidur, banyak duduk, merokok, dan mengkonsumsi alkohol yang tinggi.

Profesor Adrian Bauman, rekan penulis studi, mengatakan: "Pesan yang dibawa pulang dari penelitian ini - untuk dokter, perencana kesehatan dan peneliti - adalah bahwa jika kita ingin merancang program kesehatan masyarakat yang akan mengurangi beban besar dan biaya pada gaya hidup terkait penyakit, kita harus fokus pada bagaimana faktor-faktor risiko ini bekerja sama bukan dalam isolasi.”

Dia menambahkan bahwa penyakit tidak menular - termasuk penyakit jantung, diabetes dan kanker - sekarang membunuh lebih dari 38 juta orang di seluruh dunia. Penyakit ini menyebabkan lebih banyak kematian dibandingkan penyakit menular.

(AP)
  1. Kesehatan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA