Pemkot Makassar mencanangkan revolusi di bidang pelayanan kesehatan
Merdeka.com, Makassar - Wali Kota Makassar Danny Pomanto secara terbuka mengungkapkan bahwa pelayanan kesehatan di kotanya belum maksimal. Masyarakat masih sering mengeluhkan buruknya kualitas pelayanan, terutama di rumah sakit.
“Saya masih sering menerima keluhan itu, baik melalui telepon maupun secara langsung,” kata Dany saat menjadi narasumber pada sosialisasi pelayanan publik dengan tema “Mendorong Pengendalian Konflik Kepentingan di Rumah Sakit”, di Makassar, Selasa (4/10).
Sosialisasi digelar Pemerintah Kota Makassar bekerja sama dengan Anti Corruption Committe Sulawesi, Ikatan Dokter Indonesia, dan lembaga Transparency International Indonesia. Kegiatan dihadiri ratusan fungsionaris kesehatan se-Makassar.
Dalam sambutannya, Danny menyebutkan bahwa sejumlah rumah sakit masih kerap dilanda konflik kepentingan dalam melayani masyarakat. Kepentingan pribadi manajemen, salah satunya mencari keuntungan, kemudian menimbulkan berbagai persoalan yang dikeluhkan masyarakat.
“Kepentingan pribadi dapat mempengaruhi kualitas dan kinerja yang seharusya,” ujar Danny. “Konflik kepentingan pribadi juga merupakan pemicu terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme,” dia melanjutkan.
Danny menyebutkan sejumlah masalah yang masih kerap timbul, antara lain, tarif obat yang mahal dan sulit didapatkan, penolakan pasien kurang mampu, rendahnya mutu pelayanan tenaga medis, jumlah tenaga terbatas, kesulitan tempat perawatan inap, tingginya tarif, dan kondisi rumah sakit yang tidak representatif.
Pemerintah Kota Makassar disebut tengah melakukan revolusi di bidang kesehatan dengan membangun program alternatif. Salah satunya layanan kesehatan Home Care yang terintegrasi fasilitas mobil Dottoro ta. Dengan program itu, masyarakat bisa memperoleh pemeriksaan dan pengobatan di rumah masing-masing dengan mendatangkan dokter beserta kendaraan operasional yang dilengkapi fasilitas lengkap.
Pada kesempatan yang sama, Abraham Samad menilai konflik kepentingan merupakan salah satu cikal bakal dari prilaku korupsi. Hal yang sama bisa saja terjadi di rumah sakit. Dia mencontohkan petugas rumah sakit yang kerap mengutamakan keluarga sendiri dibandingkan orang lain.
“Harus ada kesadaran satu sama lain agar tidak terjadi lagi hal serupa,” ujar Abraham.