Yang harus diperhatikan adalah pembinaan budaya tertib lalu lintas di kalangan pengguna jalan
Merdeka.com, Makassar - Kota Makassar dinilai memiliki peluang besar kembali mempertahankan penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia di bidang transportasi publik, yakni Wahana Tata Nugraha (WTN) di tahun 2016. Hal itu disampaikan Ketua tim penilai WTN Benny Nurdin saat melakukan ekspose hasil kunjungannya di beberapa titik penilaian di kota Makassar.
Dari hasil peninjauannya, secara umum kondisi lalu lintas dan penyelenggaraan sistem transportasi perkotaan di Makassar dianggap berjalan baik. Sejumlah rekomendasi yang dihasilkan oleh tim penilai WTN diharapkan Benny segera ditindaklanjuti oleh pemerintah kota Makassar.
"Peluang Makassar masih besar karena yang terjadi adalah ketidakteraturan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Artinya, ketika pemerintah kota dan kepolisian membagi habis tugas tersebut, satu bulan selesai," kata Benny.
Ada 11 ruas jalan yang menjadi lokasi peninjauan Benny bersama timnya. Dua di antaranya jalan nasional yaitu, Jalan Jenderal Ahmad Yani, dan Andi Pangerang Petta Rani, satu jalan provinsi yaitu Jalan Letjen Hertasning, dan delapan jalan kota yaitu Jalan Jenderal Sudirman, Haji Bau, Dr Sam Ratulangi, Pasar Ikan, Ujung Pandang, Riburane, Kalimantan, dan Tentara Pelajar.
Menurutnya, hal terpenting yang perlu segera dibenahi adalah pemenuhan infrastruktur, pemenuhan perlengkapan jalan dan fasilitas pendukung, serta pembinaan dan penataan angkutan kota, terminal dan pengujian kendaraan bermotor. Bentuk pembinaan yang dimaksudkan Benny juga ditujukan bagi pengendara yang memarkir kendaraannya di badan jalan dan trotoar.
Pembinaan lainnya adalah membudayakan tertib lalu lintas di kalangan pengguna jalan. Ia mencontohkan pelanggaran lalu lintas yang kerap terjadi di persimpangan jalan. Saat lampu merah, pengendara nekat menerobos jalan, dan saat berhenti melewati stop line.
"Salah satu penyebab kemacetan adalah perilaku kita yang melanggar lampu merah dan stop line," kata Benny.
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto menyampaikan bahwa hal terpenting dari WTN adalah kemampuan pemerintah membangun sinergitas bersama seluruh stake holder dan masyarakat.
"WTN ini juga menjadi tanggung jawab moril kita bersama. Hal terpenting adalah keberhasilan kita bersama membangun perilaku tertib berlalu - lintas, dan mewujudkan tata kelola transportasi publik yang aman, nyaman, dan berpihak pada pengguna jalan," ujarnya.
WTN digelar untuk meningkatkan penyelenggaraan transportasi di kawasan perkotaan yang handal, berkelanjutan, dan menjamin kesamaan hak pengguna jalan serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam disiplin berlalulintas sehingga menurunkan resiko kecelakaan lalu lintas.
Tiga tahun terakhir sejak 2014, Makassar meraih Piala WTN kategori kota besar karena dinilai berhasil menyelenggarakan tata kelola transportasi publik yang baik. Adapun tahun ini Danny tetap optimis, pemerintah bersama masyarakatnya mampu mengulang sukses yang sama. Danny bahkan memproyeksikan Makassar naik kelas tahun ini dengan meraih Piala WTN Kencana, jika mampu meraih lima kali WTN. (NIA)