Dia satu-satunya kepala daerah yang memberi materi pada focus group discussion
Merdeka.com, Makassar - Wali kota Makassar Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto telah malang melintang dalam dunia presentasi dan membawakan materi pada forum- forum bergengsi, baik dalam skala nasional maupun internasional.
Visioner, memiliki gagasan inovatif, dan ide- ide yang brilian membuat dirinya semakin banyak dilirik berbagai institusi baik pemerintahan maupun non pemerintahan untuk berbagi gagasan atau membawakan materi topik tertentu.
Karena itu, pada sebuah Focus Group Discussion (FGD) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) di Gedung Astragatra Lt.3 Lemhanas, Selasa, (6/6), Wali Kota Danny Pomanto kembali didaulat menjadi pemateri satu-satunya dari kepala daerah di Indonesia. Padahal, peserta Lemhanas tersebut rata- rata Jenderal TNI bintang Dua pilihan.
Di hadapan para jenderal yang sebagaian besar pernah menjadi kepala pasukan tersebut, Danny menguraikan materi tentang esensi konektivitas, yakni pokok-pokok persoalan dalam kajian tentang “Optimalisasi Pembangunan Konektivitas Antar Pulau guna Meningkatkan Kemandirian Dan Daya Saing Ekonomi dalam rangka Tercapainya Tujuan Nasional,” diungkap tuntas membuat para petinggi TNI itu tertegun.
Pokok- pokok persoalan itu menurut Danny meliputi, pertama, pembangunan konektivitas antar pulau yang diperlukan guna mengakselerasi peningkatan kemandirian dan daya saing ekonomi wilayah dalam rangka pencapaian tujuan nasional yang belum dilaksanakan. Kedua, Belum dimilikinya Identifikasi tentang peta prioritas pembangunan konektivitas antar pulau yang mampu menjadi primover bagi kemandirian dan daya saing wilayah.
Pokok persoalan selanjutnya kata Danny adalah peluang dan kendala yang dihadapi pada pembangunan konektivitas antar pulau, baik yang berkaitan dengan sinergi kebijakan, kapasitas anggaran, kelembagaan, sumber daya manusia dan partisipasi masyarakat yang belum dimanfaatkan dan diatasi secara baik. Serta persoalan keempat, yaitu belum adanya langkah-langkah strategis yang diperlukan agar kebijakan tersebut mampu mengakselerasi peningkatan kemandirian dan daya saing ekonomi di pulau- pulau.
“Kemarin kami mendapat kunjungan dari negara- negara Uni Eropa, hampir semua duta besar hadir termasuk Singapura. Bagaimana intensnya Makassar terkonektivitas secara internasional dengan beberapa kalangan, yah salah satunya karena positioning (posisi geografis) kita,” papar Danny.
Hanya saja bagi Danny dirinya belum pernah melihat dalam perancangan pembangunan nasioanal positioning itu menjadi bagian penting dari sebuah perencanaan secara keseluruhan. Pulau- pulau tidak mampu mandiri dan mengeluarkan segala potensi yang dimilikinya.
Danny mengatakan secara filosofis sistem konektivitas di Indonesia ini harus dirubah sehingga peran- peran pulau keluar. Kalau ada peran pulau maka konektivitas bisa diukur.
Ia merincikan tujuan dari pembangunan konektivitas ini yaitu untuk menganalisis pentingnya pembangunan konektivitas antar pulau, mengidentifikasi dan menganalisis peta prioritas pembangunan konektivitas antar pulau.
Selai itu juga untuk menganalisis tentang peluang dan kendala bagi optimalisasi pembangunan konektivitas tersebut, baik yang berkaitan dengan sinergi kebijakan, anggaran, kapasitas kelembagaan dan Sumber Daya Manusia serta partisipasi masyarakat, serta merekomendasikan langkah-langkah strategis yang diperlukan agar kebijakan menjadi optimal dalam meningkatkan kemandirian dan daya saing ekonomi, sehingga dapat mengakselerasi pencapaian tujuan nasional. (NIA)