Lebih dari 400 peserta dari empat negara peserta terlibat dalam forum diskusi dan tukar pengalaman
Merdeka.com, Makassar - Wakil Presiden Republik Indonesia HM Jusuf Kalla membuka konferensi tingkat regional Brunei Darussalam - Indonesia - Malaysia - Philipines East ASEAN Growth Area (BIMP - EAGA) di Hotel Four Points by Sheraton Makassar, Jumat (14/10). Tahun ini Makassar menjadi tuan rumah konferensi tingkat internasional untuk pertemuan yang digelar untuk ketiga kalinya.
Hadir dalam acara pembukaan ini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Darmin Nasution, Menteri Unit Perancangan Ekonomi Malaysia Dato Abdul Rahman Dahlan, Ketua Pembangunan Mindanao sebagai perwakilan Filipina Datu Abul Khayr Alonto, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dan Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto.
Jusuf Kalla, pada pidato pembukaan forum mengatakan, BIMP - EAGA diharapkan bisa memperbaiki hubungan baik antara negara yang terlibat di dalamnya. Selama ini, menurutnya, hubungan -terutama di bidang ekonomi- di sejumlah kawasan masih banyak yang terjalin secara ilegal.
“Saya mengajak semua peserta yang hadir untuk membangun hubungan formal, baik secara ekonomi maupun keamanan,” kata Kalla.
Kalla sempat memaparkan tentang sejarah terbentuknya BIMP - EAGA. Diceritakan, forum tersebut awalnya dimulai di Makassar pada tahun 1988. Kerja sama dibentuk untuk meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah perbatasan negara peserta BIMP - EAGA. Para pelaku diharapkan jadi motor penggerak kerja sama, sedangkan pemerintah bertindak sebagai regulator dan fasilitator. “Di mana pada awalnya hanya digunakan untuk kepentingan bisnis,” ujar Kalla.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Darmin Nasution dalam sambutannya menjelaskan tujuan digelarnya forum BIMP - EAGA, yang tahun ini dirangkaikan dengan Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT - TG).
“Dalam wilayah Negara ASEAN terdapat beberapa kerjasama sub regional, yang tujuan utamanya untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah sub nasional dan untuk memperkuat perdagangan lintas batas serta mempromosikan perdagangan, investasi dan pariwisata,” katanya.
BIMP - EAGA pada tahun ini di Makassar mengangkat tema besar “Strengthening the ASEAN Maritime Economic Corridor and Food Security". Latar belakang dari pemilihan tema tersebut bahwa wilayah yang masuk dalam kerjasama ekonomi sub regional ini umumnya adalah wilayah kepulauan sehingga sangat tepat apabila diangkat tema penguatan sektor maritim dalam mendukung tujuan kerjasamanya. Sedangkan permasalahan ketahanan pangan juga menjadi perhatian semua Negara ASEAN.
Digelar hingga 16 Oktober, BIMP - EAGA adn IMT - TG diisi dengan sejumlah acara inti. Terdapat pameran perdagangan dengan melibatkan 236 stan produk unggulan dari sektor kemaritiman, terutama perikanan dan kelautan dan pertanian. Juga konferensi bisnis sebagai forum diskusi dan tukar pengalaman yang akan dihadiri lebih dari 400 peserta dengan pembicara dari berbagai pemangku kepentingan di dunia usaha, akademisi, pemerintah, dan perwakilan negara mitra.
Darmin berharap kegiatan ini menjadi rekomendasi bagi para pemangku kepentingan dalam pengambilan proses kebijakan, pengembangan sektor maritim dan ketahanan pangan di wilayah kerjasama. “Saya berharap kegiatan ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para pengusaha guna mendorong pertumbuhan di wilayahnya masing-masing,” kata dia.