Ibu kota Sulsel mengungguli sejumlah kota besar di Indonesia
Merdeka.com, Makassar - Pemerintah kota Makassar berhasil menempatkan dua program unggulannya masuk di jejeran 99 top inovasi bidang pelayanan publik 2017. Program itu yakni Dongeng Keliling (Dongkel) with mobile library yang dikembangkan di Dinas Perpustakaan dan Lorong Sehat (Longset) oleh Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Makassar.
Masuknya dua program itu sekaligus mengalahkan kota terkemuka lainnya di Indonesia seperti Bandung dan Surabaya. Tahun ini Bandung gagal masuk pada top 99 inovasi layanan publik tersebut. Sementara Surabaya hanya terjaring satu yakni program yang dikembangkannya melalui Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom).
Menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Asman Abnur untuk meraih top 99 inovasi nasional tersebut memang tidaklah gampang.
"Tidak mudah untuk mencapai Top 99, yang pada dasarnya merupakan inovasi terbaik di tingkat nasional ini. Dalam kompetisi tahun 2017 ini, tercatat 3.054 inovasi pelayanan publik yang terdaftar melalui aplikasi Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik (SiNovik) dan berkompetisi," ucapnya di sela- sela penganugerahan penghargaan Top 99 inovasi pelayanan publik nasional 2017 di Gelora Joko Samudro, Gresik, Jawa Timur, Sabtu (20/5).
Penetapan Top 99 diperoleh setelah melalui evaluasi mendalam. Dari evaluasi tersebut 3.054 Inovasi pada kementerian, lembaga, pemerintah provinsi, kota, kabupaten, BUMN dan BUMD, kemudian terseleksi menjadi 1.373 inovasi. Selanjutnya dilakukan desk evaluation oleh Tim Evaluasi, yang terdiri dari para dosen senior perguruan tinggi yang berpengalaman sebagai asesor. Hasilnya, terpilih 150 proposal dengan nilai tertinggi untuk diserahkan kepada Tim Panel Independen.
Dari situlah kemudian ditetapkan inovasi yang berhasil masuk top 99 nasional yakni 20 kementerian, 3 lembaga, 21 provinsi, 34 kabupaten, 15 kota, 2 BUMN, dan 4 BUMD sebagai peraih Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun ini.
Untuk kategori kota, Pemerintah kota Makassar berhasil menempatkan dua program unggulannya masuk di jejeran 99 inovasi tersebut. Program itu yakni Dongeng Keliling (Dongkel) with mobile library yang dikembangkan di Dinas Perpustakaan dan Lorong Sehat (Longset) oleh Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Makassar.
Menurut menteri Asman Abnur, Tim yang diketuai oleh mantan Kapala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Prof J.B. Kristiadi ini terdiri dari figur dari berbagai profesi dan mempunyai minat dalam pelayanan pelayanan publik, seperti mantan Wamen PANRB Prof. Eko Prasojo, Prof. Siti Zuhro dan lain-lain. Tim Panel Independen ini melakukan review kemudian memilih Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2017.
"Sengaja kami pilih tim juri ini karena meski disiram air tidak akan basah. Kami jamin 99,9 persen tidak akan terkontaminasi. Jadi penilaian masuk di top 99 ini benar- benar murni. Kepala daerah yang hadir di sini benar- benar kepala daerah terbaik yang menjadi model pelayanan publik ke depan," pungkasnya.
Wali kota Makassar Moh. Ramdhan 'Danny' Pomanto menjelaskan, Dongkel adalah terobosan Pemkot Makassar melalui Dinas Perpustakaan untuk mendongkrak minat baca warga utamanya dikalangan pelajar. Petugas dari Dinas Perpustakaan berkeliling membacakan dongeng kepada anak- anak dan pelajar.
"Namun dongeng yang diceritakan sengaja tidak diselesaikan. Anak- anak atau pelajar inilah nantinya yang dianjurkan mencari sendiri kelanjutan ceritanya pada buku- buku yang di sediakan sehingga rasa penasaran akan cerita lengkapnya secara tidak sadar telah mendongkel minat baca mereka," terang Danny.
Sementara Longset yang menjadi trobosan Dinas Kesehatan Makassar merupakan upaya menyehatkan lorong- lorong dengan dibantu Puskesmas masing- masing kecamatan.
Adapun syarat penetapan Longset yakni lorong yang dimaksud terdapat fasilitas kesehatan, dan berjalannya program kesehatan lainnya seperti program keluarga berencana (KB), imunisasi dasar lengkap, asi eksklusif, pemantauan pertumbuhan bayi, dan penanganan tubekolosis yang sesuai standar.
"Semua itu harus lengkap dan benar-benar mampu diterapkan oleh masyarakat setempat. Artinya kita harus memaksimalkan pelibatan warga yang ada di dalam lorong. Jadi tidak hanya lorong yang cantik, tapi warganya juga sehat,” kata Danny. (NIA)