Pemerintah telah menganggarkan Rp 4,5 miliar untuk membangun lapak tersebut.
Merdeka.com, Makassar - Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan, akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 4,5 miliar untuk pengadaan 300 lapak "Kaki Limata" yang diperuntukkan bagi pedagang kaki lima (PKL). Lapak-lapak ini nanti akan ditata lebih rapi.
"Kami akan tempatkan lapak Kaki Limata ini di lima titik yang sudah ditetapkan Pemkot Makassar," ujar Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto di Makassar seperti dilansir dari Antara, Kamis (16/2).
Dia mengatakan, program pengadaan 300 lapak Kaki Limata yang menggunakan hidrolik itu akan dianggarkan melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU). Para pedagang kaki lima akan mengisi lapak tersebut adalah yang bersedia untuk direlokasi dari tempat berjualannya, dan PKL yang setuju direlokasi akan mendapatkan lapak tersebut.
"Hanya yang bersedia direlokasi yang akan mendapatkan tempat di lapak Kaki Limata ini. Kemudahan untuk pengembangan usahanya, pasti kita bantu seperti mencarikannya pinjaman dengan bunga rendah," katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Makassar Muh Ansar mengatakan, alokasi dana Rp 4,5 miliar itu untuk membiayai 300 lapak dengan rincian per lapak sekitar Rp 15 juta.
Pemkot Makassar telah menentukan lima lokasi yang menjadi sentra PKL itu yakni, PKL Kartini, Metro Tanjung Bunga, Hertasning, Antang Raya dan Nikel. "Untuk sementara ini ada lima lokasi PKL center yang tersebar. Jadi PKL centernya tidak terfokus pada satu tempat saja, melainkan menyebar," katanya.
Satu unit 'booth' memiliki tinggi 2,6 meter dengan lebar 2 meter. Setiap booth dilapisi finil untuk menghindari lapuk akibat terkena hujan, serta dudukan setinggi 20 centimeter terbuat dari besi.
Di lokasi sentra Kaki Limata akan dilengkapi area parkir, lampu hias, dan drainase, dan nantinya juga akan dilengkapi fasilitas "free wifi" yang disediakan oleh Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Makassar.
Ia mengatakan pedagang kaki lima yang akan berjualan di Lapak RA Kartini berasal dari Jalan Sunu (Depan Masjid Al Markaz Al Islami), dengan jumlah sekitar 47 pedagang yang berjualan seperti es kelapa muda, pisang dan sukun goreng, kopi, dan nasi campur.
Kendati telah memiliki jenis jualan tertentu, kata dia, juga tidak menutup kemungkinan jenis jualan yang akan dipasarkan di sentra Kaki Limata Karebosi berubah mengikuti selera konsumen. "Dagangannya bervariasi bisa kuliner, suvenir, aksesoris, pakaian hingga batu cincin," ujarnya.