Pemerintah diharapkan tidak bersikap generalisir kepada semua klub
Merdeka.com, Makassar - Kompetisi sepak bola Torabika Soccer Championship yang digelar PT Gelora Trisula Semesta (GTS) terancam dihentikan sementara oleh pemerintah, menyusul kerusuhan penonton pada pertandingan antara Persija melawan Sriwijaya FC di Stadiun Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Jumat (24/6). Kementerian Pemuda dan Olahraga tengah mengevaluasi penyelenggaraan TSC dan segera mengeluarkan keputusan final.
Lalu, bagaimana sikap PSM makassar mengenai wacana penghentian kompetisi tersebut? Direktur Klub PSM, Sumirlan menyatakan kegelisahannya. Penghentian, kata dia, akan merugikan seluruh klub yang telah mempersiapkan diri untuk kompetisi jangka panjang.
Penghentian kompetisi juga disebut bisa berdampak pada seluruh kompetisi berjenjang di daerah, seperti Liga Nusantara dan Soeratin. “Karena itu kita wajib bersuara bersama menolak wacana Menpora,” kata Sumirlan, Senin (27/6).
Menurut Sumirlan, menghentikan kompetisi karena kerusuhan penonton di satu pertandingan bukan solusi bijak. Itu dianggap sama saja dengan memberikan sanksi kepada seluruh klub yang tidak bersalah, serta tidak terlibat. Sanksi semestinya diberikan kepada klub yang penontonnya berulah.
“Sanksi perlu diberikan ke pihak yang melakukan pelanggaran. Tidak perlu sampai generalisir, yang berdampak kepada semua klub, pendukung, serta penyelenggara,” ujarnya.
Sumirlan mengungkapkan bahwa PSM sudah meminta kepada CEO PT GTS Joko Driyono agar mewakili klub menolak penghentian kompetisi, dalam pertemuan yang rencananya digelar Kemenpora, Selasa (28/6). PSM sendiri optimitis kerusuhan di Jakarta tidak akan terjadi di tempat lain. “Di Makassar penontonnya sudah dewasa dan tidak anarkistis.”