Pasien dianjurkan memantau kesehatan mata secara teratur
Merdeka.com, Makassar - Diabetes hingga kini masih menjadi momok bagi sebagian orang. Penyakit ini cukup banyak diderita masyarakat Indonesia.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013, ada 12,2 juta masyarakat berusia di atas 15 tahun yang menderita diabetes melitus. Dari jumlah tersebut, 20 persen di antaranya dicurigai mengalami retinopati diabetik, yang kemudian dapat berkembang menjadi diabetik makular edema (DME).
Berita buruknya, pasien kronis yang telah mengalami penyakit diabetes melitus bertahun-tahun, terjadi perubahan tingkat gula darah dari waktu ke waktu yang dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah kecil retina. Bila dibiarkan terus tanpa diagnosa dan pengobatan, pasien bisa berakhir dengan kebutaan.
“Penting bagi pasien diabetes melitus untuk memeriksakan status kesehatan matanya. Selama ini pasien DM hanya memerhatikan kesehatan organ lainnya, seperti ginjal dan jantung,” kata Dokter Spesialis Mata Rumita S Kadarisman, dikutip dari 1Health, Minggu (23/10). “Pasien sebaiknya juga memantau kesehatan matanya secara teratur,” ujarnya.
Diabetik makular edema (DME) merupakan salah satu penyebab terbesar kebutaan di negara maju dan berkembang. Komplikasi DME seringkali terjadi pada masyarakat usia produktif. Hal tersebut kemudian berakhir dengan menurunkan kualitas hidup, bahkan dapat menyebabkan gangguan mental.
DME terjadi ketika cairan bocor ke dalam makula, bagian peka cahaya dari retina yang bertanggung jawab terhadap ketajaman penglihatan dan penglihatan langsung.