Diharapkan jadi percontohan bagi sekolah lain
Merdeka.com, Makassar -
Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang secara sadar berupaya menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung jawab.
Hal ini yang telah di lakukan Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak (DPPA) Makassar dengan pencanangan Sekolah ramah anak, di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 30 Makassar Senin, (09/10).
Pencanangan ini di Lakukan di Halaman SMP Negeri 30 Makassar oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPA) Tenri A Palallo bersama Kepala Dinas Pendidikan Makassar Ismonandar.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPA) Tenri A Palallo mengatakan inisiasi ini sebagai upaya menjadikan seluruh sekolah di Makassar sebagai sekolah ramah anak, baik tingkatan PAUD, TK,SD hingga SMP, agar setiap anak di beri perlindungan, termasuk memberi sarana dan fasilitas pendukung bagi anak.
"Kami inisiasi program ini, agar anak yang ada di sekolah di beri perlindungan, termasuk sarana prasarana pendukung bagi anak,"kata Tenri.
Tenri menambahkan jika untuk menjadikan sekolah ramah anak, tidak hanya memberi perlindungan kepada anak. Tapi hak terhadap anak juga diberi, seperti penyediaan toilet wanita dan pria yang terpisah, tangga dan penyediaan pintu darurat jika terjadi bencana, termasuk kantin dan penyediaan makanan yang sehat.
"Bukan hanya mampu memberi perlindungan kepada anak, tapi juga berkomotmen dengan menyediakan ruang dan sarana bagi anak,"kata Tenri.
Sementara itu Kepala Sekolah SD Negeri 30 Makassar Hijriah Enang mengapresiasi langkah Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, selain menjadikan contoh di sekolahnya, juga memberi perlindungan bagi anak didiknya yang ada sekolah, dalam bentuk tindakan kekerasan.
"Saya apresiasi langkah ini, luar biasa, semoga bisa menjadikan contoh sekolah lain untuk menerapkan sekolah ramah anak," kata hijriah.
Dalam usaha mewujudkan Sekolah Ramah Anak perlu didukung oleh berbagai pihak antara lain keluarga dan masyarakat yang sebenarnya merupakan pusat pendidikan terdekat anak. Lingkungan yang mendukung, melindungi memberi rasa aman dan nyaman bagi anak akan sangat membantu proses mencari jati diri. (NIA)