Tahun depan ditargetkan pembagian lima ribu unit alat serupa
Merdeka.com, Makassar - Sebanyak 1375 unit paket konverter kit (konkit) dibagikan oleh pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada nelayan kecil di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (29/9). Menteri ESDM Ignasius Jonan, didampingi Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Ego Syahrial serta Anggota Komisi VII DPR RI menyerahkan secara simbolis konkit untuk nelayan di Kota Makassar tersebut.
"Sementara total yang akan diberikan di provinsi Sulawesi Selatan ini total ada 2.375 yang nanti selain tersebar di Kota Makassar, juga di Kabupaten Maros, Jeneponto, dan Soppeng," terang Menteri ESDM dalam sambutannya.
Ia mengungkapkan, jumlah nelayan di Makassar saat ini mencapai sekitar 11.000, sehingga tahun depan diharapkan ada penambahan sekitar 5.000 konverter kit lagi yang akan dibagikan.
Dengan menggunakan konkit ini, kata Jonan, penghematannya mencapai 30-50 ribu per hari. "Di tempat sebelumnya, penghematan rata-rata 30-50 ribu, lebih aman, melaut juga lebih jauh, mesin lebih bagus performance nya," tandasnya.
Pembagian konkit yang dilaksanakan di Makassar merupakan bagian dari 16.981 unit dengan anggaran Rp120,92 miliar dibagikan di 26 kabupaten/ kota yaitu Demak, Pasaman Barat, Jembrana, Tuban, Lombok Barat, Lombok Timur, Makasar, Gorontalo, Karangasem, Pasuruan, Cilacap, Sukabumi, Probolinggo, Mamuju, Labuhan Batu, Agam, Pemalang, Pekalongan, Lamongan, Malang, Maros, Jeneponto, Soppeng, Padang, Makassar, dan Surabaya.
Program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG-LPG) merupakan salah satu program diversifikasi energi yakni menyediakan alternatif energi yang dapat digunakan. Pemilihan LPG sebagai energi alternatif yang dapat digunakan oleh nelayan karena telah dikenal oleh masyarakat, kinerja mesin penggerak perahu yang menggunakan LPG relatif sama dengan motor berdaya rendah.
Tujuan dari program ini yakni memberikan solusi penyediaan energi alternatif yang ramah lingkungan, penyelamatan lingkungan dengan menekan emisi gas karbon monoksida, mengurangi kerusakan terumbu karang akibat tumpahan minyak dari perahu nelayan, dan yang paling utama adalah membantu mengelola serta meningkatkan perekonomian masyarakat nelayan agar lebih sejahtera.
Berdasarkan penelitian dan pengalaman di lapangan, penggunaan 1 tabung LPG 3 Kg dapat disetarakan dengan 7 liter bensin, sehingga apabila unsur subsidi ditiadakan dalam perhitungan ekonomi, maka perbandingan nilai pengeluaran yang menjadi beban nelayan adalah Rp.33.000 (harga 3 Kg LPG non-subsidi) berbanding dengan Rp.52.500 (harga 7 liter Bensin non-subsidi/Pertalite).
Dapat dilihat bahwa terdapat selisih sebesar Rp.19.500 yang dapat disisihkan untuk setiap penggunaan 1 tabung LPG 3 Kg pada saat nelayan mencari ikan. Dapat dilihat juga bahwa penggunaan LPG memberikan penghematan sampai dengan 30% dengan asumsi tanpa subsidi. Bila dengan subsidi yang berlaku sekarang ini baik untuk bensin maupun LPG, maka penghematan yang diperoleh oleh nelayan bisa mencapai 50%.