1. MAKASSAR
  2. PARIWISATA

Festival F8 picu gairah pariwisata Makassar

Jumlah pengunjung melebihi target satu juta orang

©2017 Merdeka.com Editor : Aan Pranata | Senin, 11 September 2017 14:24

Merdeka.com, Makassar - Ajang Makassar International Eight Festival and Forum (F8) yang digelar di Makassar pada 6-10 September 2017 berhasil memicu geliat sejumlah sektor pariwisata.

Sejak beberapa hari lalu, kawasan Pelataran City of Makassar Anjungan Losari sebagai pusat lokasi Makassar F8, terlihat berbeda. Keramaian dan keriuhan sangat terasa. Hotel-hotel yang ada penuh.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan (Sulsel), Anggiat Sinaga, mengatakan bahwa 38 hotel anggota PHRI Sulsel memang sudah mengantisipasi penyelenggaraan F8. Bahkan, seluruh hotel telah menyiapkan paket menarik yang ditawarkan pada wisatawan.

Paket tersebut di antaranya paket menginap empat hari dan gratis satu malam. Promo tersebut sudah termasuk sarapan pagi dan fasilitas antar jemput ke lokasi F8. Hasilnya, jelas Anggiat, promo tersebut diserbu para tamu, baik dari para pengisi acara maupun wisatawan yang sengaja datang ke F8 atau tengah berlibur ke Makassar. 

"Promo ini sebelumnya sudah disampaikan ke Dinas Pariwisata Makassar," ujar Anggiat.

Selain promo tersebut, masing-masing hotel juga menghadirkan programnya masing-masing. Semua itu khusus untuk pegelaran F8. 

Ajang "Makassar International Eight Festival and Forum (F8)" kali ini adalah penyelenggaraan tahun ke-2 yang digelar Pemerintah Kota Makassar dan didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Pariwisata.

Tahun lalu, ajang ini mampu menyedot lebih dari 300 ribu wisatawan dari target awal sebesar 30 ribu. Untuk tahun ini, penyelengaraan menargetkan kunjungan sebanyak 1 juta orang.

Selain menjadi atraksi dan destinasi bagi masyarakat serta wisatawan, acara yang akan berlangsung hingga Sabtu (9/9/2017) ini juga disambut baik para penjaja makanan khas lokal di Makassar, Pisang Epe. Deretan gerobak penjual pisang epe memenuhi jalan di sekitar Anjungan Losari, Kota Makassar.

Andi, salah seorang penjual pisang epe, mengaku membawa lebih dari 10 sisir pisang raja. Sejak sore hingga malam, setelah pembukaan acara Makassar F8, pisang epe miliknya telah terjual lebih dari lima sisir.
Pengunjung yang datang, imbuhnya, silih berganti meski tak hanya dirinya sendiri yang berjualan malam tadi. Ada lebih dari 25 penjual pisang epe, yaitu makanan khas Makassar berupa pisang bakar yang kemudian dijepit dan dilumuri berbagai rasa seperti durian, cokelat, dan keju.

"Iya, Alhamdulillah banyak (terjual). Hari ini menyenangkan," ucap Andi, yang dibantu istrinya. Ia mengetahui acara tersebut sudah sejak dua pekan lalu. Karena itu, Andi telah mempersiapkan dengan membawa lebih banyak stok pisang.

"Masih ada acara sampai Sabtu. Semoga bisa terus seperti ini," kata dia.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Triawan Munaf, mengatakan bahwa ekonomi kreatif, termasuk pariwisata di dalamnya memang merupakan salah satu sektor yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi saat ini. Begitu pula di Makassar, yang terlihat dalam penyelenggaraan F8.

“Peran pemerintah dalam pengembangan ekonomi kreatif di Makassar sungguh sangat luar biasa. Wajar jika pertumbuhan ekonomi di Makassar mendapat pujian langsung dari presiden, pertumbuhan tertinggi di dunia saat ini,” ujar Triawan.

Ia menyebut, angka perputaran uang dari penyelenggaraan F8 di tahun lalu. Selama tiga hari penyelenggaraan, transaksi uang tunai di lokasi kegiatan mencapai lebih kurang Rp 5 miliar. Dengan waktu dan target penyelenggaraan yang lebih tinggi, tentunya angka yang didapat bisa lebih besar di penyelenggaraan tahun ini.

”Penyatuan sinergitas kokoh ini mempertontonkan kepada dunia, bahwa produk kreasi dan inovatif di kota ini memiliki daya saing dan keunggulan yang khas,” ucap Triawan.

Arief Yahya pun mengapresiasi dan mengaku kagum dengan konsep F8 Makassar. Menurutnya, industri kreatif yang kaya akan unsur budaya dapat seimbang dengan nilai komersial.

"Sangat kreatif. Banyak unsur budaya. Memang harus seimbang antara nilai budaya dan nilai komersil. Ekonomi kreatif dapat berkembang jika unsur budaya dan komersil seimbang," kata Arief. (NIA)

(AP)
  1. Info Wisata
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA