"Kasihan mereka sudah berjuang sekuat tenaga tapi dimentahkan oleh wasit," kata arsitek asal Belanda
Merdeka.com, Makassar - Pelatih PSM Makassar Robert Rene Alberts tidak bisa menyembunyikan kekecewaan atas kekalahan yang diderita timnya dari Madura United di lanjuta kompetisi Torabika Soccer Championship, Rabu (20/7). Kekecewaan Robet bukan karena penampilan buruk para pemain, namun kepemimpinan wasit yang dianggap tidak adil.
Robert menyayangkan sejumlah keputusan wasit yang merugikan PSM. Termasuk dua gol penalti untuk tuan rumah yang disebut menjatuhkan mental skuad Juku Eja.
“Wasit tidak berlaku adil. Pemain PSM tidak bisa enjoy menjalani pertandingan. Tidak ada pertandingan hari ini, karena sudah diatur oleh seseorang. Saya tidak tahu siapa mereka, tapi intinya ada mafia di TSC,” kata Robert pada konferensi pers usai pertandingan.
PSM kalah 4-1 dari MU setelah sempat unggul lebih dulu lewat gol M Rahmat. Duga gol MU dicetak Pablo Rodrigues melalui titik putih. Penalti pertama diberikan wasit Dodi Setia Purnama yang menganggap bek Ardan Aras handball di kotak penalti. Adapun penalti kedua dihadiahkan setelah kiper Dimas Galih dianggap melanggar Rodrigues.
Para pemain PSM sempat melakukan protes yang menyebabkan pertandingan terhenti selama beberapa menit. Tapi keputusan wasit tidak berubah.
Dua gol lain pelengkap kemenangan MU dicetak Erick Weeks dan Slamet Nurcahyo di pertengahan babak kedua.
Menurut Robert, para pemain PSM yang terdiri dari seratus persen materi lokal sudah menunjukkan penampilan terbaiknya. Terbukti mereka bisa menghalau tekanan bertubi-tubi tuan rumah, lalu mencuri gol di awal babak kedua. Namun keputusan penalti dianggap menjatuhkan mental para pemain.
“Kasihan mereka sudah berjuang sekuat tenaga tapi dimentahkan oleh wasit. Hal ini tidak bisa didiamkan,” ujar arsitek tim asal Belanda tersebut.
Akibat kekalahan ini, PSM terpuruk di posisi 15 dari 18 klub peserta TSC. Mereka mengantongi sepuluh poin dari 11 pertandingan.