Alasan psikologis jadi pertimbangan pembangunan Lorong Garden
Merdeka.com, Makassar - Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengungkapkan pentingnya peran psikolog dalam menunjang pembangunan sebuah kota. Itu disampaikannya saat menjadi pembicara utama pada talkshow bertema psikologi lingkungan, di Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar, Jumat (13/5).
Makassar, Danny menyebutkan, dilingkupi frekuensi kegiatan masyarakat yang begitu padat dan disertai dinamika sangat tinggi. Seiring dengan itu, tingkat kejenuhan dan stres masyarakatnya otomatis semakin tinggi pula. “Karenanya kota ini butuh peran psikolog,” kata Danny.
Danny yang berlatar belakang arsitek menjelaskan, upaya membangun suatu kelompok masyarakat harus didahului dengan mengubah ruang lingkungannya. Adapun untuk mengubah ruang, diperlukan perubahan prilaku. Hal itu menjadi salah satu inti ilmu psikologi ruang.
“Dalam membangun Makassar saya menggunakan teori yang sama. Ruang membentuk prilaku, prilaku membentuk ruang,” ujarnya.
Pemerintah Kota Makassar di era pemerintahan Danny Pomanto - Syamsu Rizal menjadikan pembangunan lorong sebagai fokus utama. Menurut Danny, dalam sistematika perkotaan, lorong adalah sel dari sebuah kota. Di sana bermunculan berbagai macam fenomena, termasuk banyak jenis penyakit sosial.
Begal, PSK, disebut hanya sebagian kecil dari penyakit kronis yang mayoritas berasal dari lorong. “Sudah menjadi penyakit kronis yang terabaikan. Di situlah pemerintah harus hadir mengatasi semua persoalan,” Danny melanjutkan.
Pemkot Makassar sendiri memulai pembangunan lorong-lorong melalui program penghijauan yang disebut Lorong Garden. Pemerintah mendorong warga menanam aneka tumbuhan, baik tanaman hias maupun sayur di lorong tempat tinggal masing-masing. Hal itu bukan tanpa alasan. “Secara psikologis, perilaku warga akan berbeda saat melihat tanaman hijau ketimbang beton-beton.” (NIA)