Kegiatan digelar agar anak-anak menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air
Merdeka.com, Makassar - Sekitar 21 ribu pelajar tingkat SMP dan SMA se-Makassar mengikuti kegiatan bela negara, Minggu (24/7). Kegiatan tersebut digelar secara serentak di tujuh markas tentara.
Bela Negara masing-masing digelar di Markas Kodam VII/Wirabuana, Batalyon Kavaleri 10/Serbu, Batalyon Artileri Medan 6, Koops AU II, Pangkalan Utama Angkatan Laut VI, Yor Maharlam VI, dan Zeni Bangunan dan Tempur.
Selama sehari penuh, mengikuti materi Wawasan Kebangsaan mengenai Proxy War, Pancasila, Wawasan Nusantara, dan pengetahuan akan bahaya radikalisme.
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto, yang membuka kegiatan Bela Negara di lapangan Batalyon Kavaleri 10/Serbu mengungkapkan bahwa penyambutan tahun ajaran baru ini ditujukan untuk membangun karakter generasi muda dengan jiwa nasionalisme, berbudi pekerti luhur, dan disiplin.
Menurutnya, konsep cinta tanah air dan bangsa harus diperkenalkan kepada generasi muda yang kelak meneruskan cita - cita Proklamasi mewujudkan negara Indonesia yang berkeadilan, berdaulat, makmur, dan sejahtera. "Anak - anak kita harus mengenal ideologi negaranya. Harus mencintai bangsa dan negaranya agar mereka menjadi generasi yang kuat memiliki karakter sehingga tak mudah terombang - ambing dalam menghadapi tantangan zaman," kata Danny.
Selama mengikuti bela negara, materi yang diajarkan disesuaikan dengan usia dan kemampuan pelajar dalam menerima materi. Kegiatan fisik yang tidak sesuai dengan usia dan kemampuan pelajar tidak dimasukkan dalam konsep bela negara ini. Setelah mengikuti bela negara, setiap pelajar diharapkan semakin menyadari tanggung jawab yang diembannya sebagai generasi lanjut. Mereka bisa menjadi anak - anak yang lebih tekun belajar, disiplin, menghormati dan menghargai orang tua dan sesama.
"Kita juga mengharapkan anak - anak kita menjadi generasi yang siap berkompetisi menghadapi ketatnya persaingan. Sejak sekarang mereka sudah mempersiapkan bekal masa depannya dengan melakukan berbagai kegiatan positif seperti olah raga, berorganisasi, ataupun mengikuti kursus keterampilan berbahasa asing," lanjut Danny. (NIA)