Bercerita tentang kesulitan pasangan muda yang memilih kawin lari sebagai pilihan hidup
Merdeka.com, Makassar - Kesuksesan film berkonten budaya lokal Bugis - Makassar, Uang Panai menjaring lebih dari 400 ribu penonton di Indonesia rupanya mendorong lahirnya karya senada. Kali ini, giliran Inipasti Communika dan Indonesia Sinema Persada mengusung muatan yang sama pada film garapan terbarunya berjudul Silariang.
Silariang yang tengah memasuki proses pra-produksi bakal menghadirkan konten lokal yang sarat dengan keteguhan budaya serta keelokan pemandangan alam lokasi syuting di Sulawesi Selatan. Karya sinema ini diproduseri Ichwan Persada, yang sebelumnya memproduksi sejumlah film.
Silariang dalam bahasa Makassar berarti kawin lari. Secara garis besar, film akan bercerita tentang kesulitan pasangan muda yang mengalami hambatan dalam cinta, hingga menjadikan nyawa sebagai taruhan. Ichwan Persada, dalam siaran persnya, Jumat (16/9) mengungkapkan, tema ini menjadi pembeda dari yang disuguhkan film Indonesia kebanyakan.
“Silariang itu menarik karena punya banyak dimensi. Ceritanya juga masih bisa diolah menjadi sesuatu yang segar dan mengejutkan,” kata Ichwan.
Pada film ini Ichwan akan berduet dengan penulis skenario Oka Aurora, rekannya di film Hijabers in Love. Oka sendiri mengaku cukup berhati-hati dalam menggarap naskah film ini.
“Silariang memang menantang tapi juga bikin deg-degan. Karena film ini tak sekedar kisah cinta, juga ada unsur budaya yang cukup kental. Riset dan konsultasi dengan banyak pihak menjadi wajib agar skenario yang kami susun juga menjadi semakin matang, ” ujar Oka.
Pengambilan gambar untuk film Silariang rencananya dilakukan pada Oktober 2016. Open casting menjaring seribu talent, yang menghasilkan para pemain pendukung terpilih. Mantan personel boy band SM*SH, Bisma Karisma dan bintang muda berbakat Andania Suri akan berduet sebagai pemeran utama. Mereka akan memainkan karakter pasangan muda, Yusuf dan Zulaikha.
Sinopsis
Pemandangan menggetarkan menjelang senja di pantai Losari menjadi saksi kesungguhan cinta dari Yusuf (25) kepada Zulaikha (22). Setelah berpacaran lama, Yusuf memberanikan diri melamar kekasihnya. Namun kisah cinta yang manis itu mengalami hambatan dari orang tua kedua belah pihak. Ayah Yusuf dari keluarga jelata yang pernah ditolak oleh wanita bangsawan, dan Ibu Zulaikha, yang teguh menjaga kelestarian darah biru keluarga mereka.
Cinta yang sudah mengakar pada diri Yusuf dan Zulaikha, sehingga keduanya bersepakat memilih jalan pintas, Silariang (Kawin Lari). Mereka berdua sadar bahwa pilihan Silariang berarti mengusik siri’ (harga diri dan martabat) keluarga besar keduanya, terutama dari pihak Zulaikha. Namun keduanya nekat.
Yusuf dan Zulaikha sesungguhnya tak punya ide bagaimana menjalani hidup nan terasing. Yusuf yang berasal dari keluarga kaya tak pernah mengerjakan pekerjaan kasar. Zulaikha juga tak pernah dibiarkan mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Namun pilihan Silariang telah mengubah kehidupan mereka. Hidup yang selalu kekurangan uang, harus bekerja keras dan kasar, dan berbagai kesulitan yang harus dihadapi. Tapi mereka mencoba bertahan dalam keteguhan cinta, yang juga mendapat ujian. Berhasilkah mereka melewati ujian demi ujian yang seperti datang tak habis-habisnya? Nantikan filmnya di tahun 2017.