Film ini membuktikan hasil produksi daerah bisa bersaing dengan film nasional
Merdeka.com, Makassar - Jaringan bioskop nasional Cinema 21 mengumumkan rekor Uang Panai sebagai film regional pertama yang menembus Box Office Indonesia. Box Office merupakan film dengan angka penghasilan pemutaran melebihi biaya pembuatan, yang diraih dalam beberapa hari saja.
Tidak disebutkan berapa jumlah angka penghasilan dari pemutaran film Uang Panai, demikian juga ongkos produksinya. Namun sejak dirilis 15 hari lalu, film karya sineas lokal Makassar, Sulawesi Selatan itu sudah disaksikan hampir 300 ribu penonton.
Saat film-film nasional berebut layar untuk menjaring penonton, film Uang Panai produksi 786 Production dan Makkita Cinema Production terbukti sukses walau hanya tayang di sedikit layar. Kesuksesan tersebut disebut karena faktor kekuaran cerita daerah dengan para penontonnya yang saling terikat.
"Alhamdulillah, film kita disambut oleh masyarakat Indonesia, khususnya warga Sulawesi Selatan,” kata Eksekutif Produser film Uang Panai, Wachyudi Muchsin, dikutip dari situs Cinema 21, Kamis (8/9).
Menurut Wachyudi, minat masyarakat menyaksikan Uang Panai membuktikan bahwa film hasil produksi daerah bisa disukai dan memiliki kualitas setara dengan film nasional. Dengan catatan, film tersebut diproduksi dengan baik dan memiliki cerita yang kuat.
"Kami sudah prepare sebelum syuting, karena kita terbebani sebagai film cap lokal. Yang mana image film lokal selalu dipandang sebelah mata. Tim dan kru ingin menjadikan Uang Panai sebagai karya kebangkitan film daerah. Kita maunya semua daerah membuat film dengan khasanah lokal, tapi tidak menghilangkan kualitas," ujar Wachyudi.
Adapun Cinema 21 menyatakan dukungannya terhadap film-film daerah dengan cerita yang berkualitas dan diproduksi dengan matang. Diharapkan Uang Panai bisa menjadi pemicu kelahiran film-film regional lainnya.
“Uang Panai sekali lagi membuktikan film regional yang diproduksi dengan baik ditambah kedekatan emosional dan budaya daerah akan bisa menarik penonton yang ditargetkan" ungkap Corporate Secretary Cinema 21, Catherine Keng.
Catherine menambahkan tidak semua film perlu wide-release. Yang terpenting adalah film tersebut bisa bertemu dengan penontonnya. "Film bisa sukses saat cerita film itu memiliki ikatan emosional dengan penontonnya," Catherine menambahkan.
Uang Panai sebelumnya tayang di lebih dari 20 kota se-Indonesia. Sampai saat film tersebut masih tayang di 18 layar di Makassar dan Palu. Film karya Asril Sani dan Halim Gani Safia ini juga sempat disaksikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta beberapa waktu lalu.
Film ini sendiri berkisah tentang Anca (Ikram Noer) seorang pemuda Bugis-Makassar yang berjuang menyediakan mahar, atau dalam tradisi lokal disebut Uang Panai. Uang ini wajib disediakan jumlah cukup besar demi mempersunting kekasih idamannya. Dikemas dalam genre drama komedi, film berdurasi 119 menit ini menyajikan cerita daerah yang kental dengan nuansa lokal.